Apa Itu Rabu Wekasan? Ada Amalan Zikir Rabu Wekasan Tolak Bala

By Aullia Rachma Puteri, Rabu, 4 September 2024 | 13:45 WIB
Rabu wekasan adalah tradisi di bulan Safar (Freepik)

Nakita.id - Rabu Wekasan, yang juga dikenal dengan istilah Arba Mustamir, adalah tradisi yang masih dipelihara oleh sebagian masyarakat Indonesia, terutama di kalangan masyarakat Banjar dan beberapa daerah lainnya.

Rabu Wekasan merujuk pada hari Rabu terakhir di bulan Safar menurut kalender Hijriyah.

Tradisi ini dianggap sakral oleh sebagian kalangan karena diyakini sebagai hari turunnya banyak bencana dan penyakit.

Meskipun tidak semua umat Islam mengikuti tradisi ini, amalan Rabu Wekasan tetap menjadi bagian dari budaya religius di beberapa wilayah.

Apa Itu Rabu Wekasan?

Dalam tradisi ini, hari Rabu terakhir di bulan Safar dipercaya sebagai hari di mana 320.000 jenis bencana dan penyakit diturunkan ke bumi.

Oleh karena itu, banyak orang yang melakukan berbagai amalan untuk memohon perlindungan dari Allah SWT agar terhindar dari musibah tersebut.

Amalan-amalan ini biasanya meliputi zikir, sholat, puasa, serta membaca Surah Yasin dan tasbih Nabi Yunus.

Meskipun kepercayaan ini tidak memiliki dasar yang kuat dalam hadits atau Al-Qur'an, tradisi ini tetap bertahan karena diwariskan secara turun-temurun.

Masyarakat yang mempraktikkannya percaya bahwa melakukan amalan-amalan tertentu pada hari tersebut dapat menjadi wasilah atau sarana untuk meminta perlindungan dari marabahaya.

Amalan Rabo Wekasan

1. Membaca Surah Yasin

Salah satu amalan yang populer dilakukan pada Rabu Wekasan adalah membaca Surah Yasin.

Beberapa ulama tradisional menganjurkan membaca Surah Yasin sebanyak tiga kali, khususnya pada ayat ke-58 yang berbunyi “Salaamun qawlan mir rabbir raheem” (Salam, sebagai ucapan dari Tuhan yang Maha Penyayang).

Baca Juga: Kerap Tampil Cantik dan Awet Muda, Maia Estianty Akui Kecanduan Lakukan Ritual Menyakitkan, Sambil Zikir?

Ayat ini diulang sebanyak 300 kali dalam satu sesi pembacaan.

Umat yang melaksanakan amalan ini meyakini bahwa Surah Yasin dapat menjadi wasilah atau perantara dalam memohon keselamatan kepada Allah SWT.

2. Tasbih Nabi Yunus

Selain Surah Yasin, banyak yang juga melaksanakan amalan membaca tasbih Nabi Yunus yang berbunyi “La Ilaha Illa Anta Subhanaka Inni Kuntu min al-Zhalimin”.

Tasbih ini diyakini dapat membantu menolak bala atau marabahaya.

Pada hari Rabu Wekasan, tasbih ini dibaca sebanyak 2.375 kali sebagai bentuk permohonan kepada Allah SWT agar dijauhkan dari segala bencana.

3. Sholat Hajat

Sholat hajat juga sering dilakukan pada malam menjelang Rabu Wekasan atau pada hari Rabu itu sendiri.

Sholat ini dilakukan sebagai bentuk permohonan kepada Allah agar dilindungi dari segala macam musibah.

Umumnya, sholat hajat dilakukan dua rakaat dengan niat memohon perlindungan dari bala yang diyakini akan turun pada hari tersebut.

4. Puasa pada Hari Rabu Wekasan

Sebagian masyarakat juga memilih untuk berpuasa pada hari Rabu Wekasan.

Puasa ini dianggap sebagai salah satu bentuk penghambaan dan cara untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, sekaligus sebagai upaya untuk memohon keselamatan dari segala macam bencana.

Pendapat ulama mengenai Rabu Wekasan cukup beragam.

Baca Juga: 10 Nama Bayi Laki-Laki Kuno yang Memiliki Makna Berarti Sebagai Doa

Sebagian ulama tradisional memandang bahwa amalan yang dilakukan pada hari tersebut adalah bagian dari tradisi lokal yang boleh saja dilaksanakan selama tidak bertentangan dengan syariat Islam.

Misalnya, Buya Yahya, seorang ulama ternama, menyebutkan bahwa membaca Surah Yasin atau melakukan amalan lainnya untuk memohon perlindungan dari bencana bukanlah hal yang dilarang dalam Islam.

Namun, beliau menekankan bahwa amalan tersebut tidak boleh diklaim sebagai sesuatu yang disyariatkan oleh Nabi Muhammad SAW jika memang tidak ada dasar yang jelas dalam hadits atau Al-Qur'an.

Di sisi lain, ulama seperti Ustadz Syafiq Basalamah dan Ustadz Abdul Somad menekankan bahwa keyakinan tentang turunnya ribuan bencana pada hari Rabu terakhir di bulan Safar tidak memiliki landasan dalam Islam.

Menurut mereka, keyakinan ini lebih merupakan hasil dari tradisi atau ilham yang tidak perlu diikuti jika tidak didukung oleh dalil yang sahih.

Mereka mengingatkan agar umat Islam lebih fokus pada amalan-amalan yang memang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW dan tidak terjebak dalam keyakinan yang tidak berdasar.

Rabu Wekasan atau Arba Mustamir merupakan tradisi yang masih dipertahankan oleh sebagian masyarakat Indonesia, khususnya di kalangan masyarakat Banjar.

Meskipun tradisi ini tidak memiliki dasar yang kuat dalam hadits atau Al-Qur'an, amalan-amalan seperti membaca Surah Yasin, tasbih Nabi Yunus, sholat hajat, dan puasa tetap dilakukan oleh mereka yang percaya akan adanya marabahaya pada hari tersebut.

Pandangan ulama tentang Rabu Wekasan beragam, dengan sebagian membolehkan amalan-amalan tersebut selama tidak dinisbatkan kepada Nabi Muhammad SAW, dan sebagian lainnya menyarankan agar umat Islam lebih berfokus pada amalan yang bersumber dari Al-Qur'an dan hadits.

Bagi umat Islam yang mengikuti tradisi ini, penting untuk selalu bersikap kritis dan tetap berpijak pada ajaran Islam yang murni.

Amalan yang dilakukan sebagai bentuk upaya mendekatkan diri kepada Allah SWT adalah sah, selama tidak melampaui batas-batas syariat.

Baca Juga: Amalan Doa Sore Hari Asyura 10 Muharram Agar Utang Lunas Semua

Tradisi Rabu Wekasan menjadi salah satu contoh bagaimana budaya dan agama dapat saling berinteraksi, namun tetap harus dilandasi oleh pemahaman yang benar tentang ajaran Islam.

Baca Juga: Nama Bayi Perempuan Islami yang Lahir di Bulan Muharam Beserta Arti yang Penuh Doa Baik