Innalillahi, Faisal Basri Sakit Apa? Meninggal Dunia Usia 65 Tahun

By Aullia Rachma Puteri, Kamis, 5 September 2024 | 15:45 WIB
Faisal Basri meninggal dunia (Kompas.com)

Nakita.id - Ekonom terkemuka dan pengamat politik Indonesia, Faisal Basri, meninggal dunia pada Kamis, 5 September 2024, akibat serangan jantung.

Faisal mengalami serangan jantung pada Senin, 2 September, dan sempat dirawat selama tiga hari di RS Mayapada, Kuningan, Jakarta.

Kabar duka ini disampaikan oleh Rektor Universitas Paramadina, Didik J Rachbini, yang menyebut Faisal sebagai sosok pekerja keras yang masih aktif menulis dan bekerja hingga sebelum sakit.

Faisal wafat pada usia 65 tahun, dan jenazahnya akan dimakamkan di Jakarta Selatan setelah salat Asar.

Faisal Basri dikenal luas sebagai ekonom senior dengan wawasan yang dalam di bidang ekonomi makro dan kebijakan publik.

Sebagai dosen di Universitas Indonesia (UI), ia memiliki karir yang panjang dan dihormati di dunia akademik.

Faisal juga dikenal sebagai salah satu pendiri Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), lembaga yang fokus pada kajian ekonomi dan kebijakan di Indonesia.

Melalui posisinya di INDEF, Faisal sering menyuarakan kritik dan analisis terkait kondisi perekonomian Indonesia, kebijakan fiskal, hingga isu-isu global yang mempengaruhi pasar domestik.

Selain menjadi dosen dan peneliti, Faisal kerap terlibat dalam diskusi publik, seminar, dan debat mengenai isu-isu ekonomi nasional.

Perspektifnya yang tajam dan tegas membuatnya sering diundang ke berbagai forum untuk memberikan pendapat terkait arah kebijakan ekonomi Indonesia.

Sepanjang hidupnya, Faisal terus berkontribusi melalui tulisan, penelitian, dan rekomendasi kebijakan yang kerap ia bagikan di media massa maupun forum ilmiah.

Baca Juga: Gejala Sakit Jantung yang Sering Tidak Disadari Perempuan, Salah Satunya Kelelahan

Kepergian Faisal Basri merupakan kehilangan besar bagi dunia akademik dan ekonomi Indonesia.

Banyak kolega dan rekan kerja menyampaikan rasa duka dan kehilangan yang mendalam.

Rektor Universitas Paramadina, Didik J Rachbini, menyebut Faisal sebagai figur yang berdedikasi tinggi dalam bekerja.

Bahkan, Didik mengungkapkan bahwa Faisal masih sempat hadir di kantor INDEF minggu sebelumnya, berbincang dengan staf, dan menulis seperti biasa sebelum serangan jantung terjadi.

Dewan pengurus dan staf INDEF juga merasa kehilangan atas wafatnya salah satu pendiri mereka.

Faisal selama ini dikenal tidak hanya sebagai ekonom handal, tetapi juga mentor yang baik bagi generasi muda yang ingin memahami lebih dalam mengenai ekonomi dan kebijakan publik.

INDEF menyampaikan bahwa Faisal adalah tokoh yang sangat berpengaruh dalam perjalanan lembaga tersebut dan kontribusinya tidak akan pernah terlupakan.

Karir Faisal Basri penuh dengan kontribusi besar di bidang ekonomi, politik, dan sosial.

Ia kerap memberikan pandangan yang berbeda dan berani menyuarakan hal-hal yang dianggap tidak populer demi kebaikan perekonomian nasional.

Dengan analisis yang tajam, Faisal tidak segan-segan memberikan kritik kepada pemerintah jika dianggap kebijakan yang diambil kurang tepat.

Faisal juga pernah mencalonkan diri sebagai calon Gubernur DKI Jakarta pada Pemilu 2012 sebagai calon independen.

Baca Juga: Donny Kesuma Meninggal Dunia di Usia 55 Tahun karena Penyakit Jantung, Begini Kronologinya

Meskipun tidak memenangkan kursi gubernur, langkahnya untuk terjun ke politik dianggap sebagai wujud nyata kepeduliannya terhadap kemajuan bangsa, khususnya di bidang tata kelola pemerintahan dan kebijakan ekonomi daerah.

Sebagai dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI), Faisal selalu menjadi panutan bagi banyak mahasiswa yang mempelajari ekonomi.

Selain memberikan pendidikan formal, ia juga sering membagikan pandangan kritis melalui berbagai artikel dan kolom di media massa, serta menjadi pembicara aktif di berbagai seminar nasional dan internasional.

Faisal Basri akan dikenang sebagai sosok yang tegas, kritis, dan berintegritas tinggi.

Sepanjang karirnya, ia selalu berusaha mengedepankan kebenaran dan kepentingan publik dalam setiap analisis yang ia buat.

Dedikasinya terhadap dunia pendidikan, ekonomi, dan sosial menjadi inspirasi bagi banyak orang, baik di kalangan akademisi maupun masyarakat luas.

Bagi mereka yang mengenalnya secara pribadi, Faisal adalah figur yang selalu memberikan pandangan bijak dan menjadi tempat bertukar pikiran bagi banyak kalangan, dari akademisi hingga pengambil kebijakan.

Faisal juga dikenal sebagai pribadi yang sederhana, meskipun memiliki wawasan luas dan pengalaman yang mendalam di berbagai bidang.

Jenazah Faisal Basri direncanakan akan dibawa ke rumah duka di kawasan Gudang Peluru, Jakarta Selatan, pada pagi hari ini.

Pemakaman akan dilaksanakan setelah salat Asar dari Masjid Az-Zahra, Gudang Peluru, Tebet, Jakarta Selatan.

Banyak kolega, sahabat, dan keluarga diperkirakan akan hadir untuk memberikan penghormatan terakhir kepada beliau.

Baca Juga: Kilas Balik Kesulitan Hidup Rani Mukerji di Awal Karir, Tak Seindah yang Dikira Orang-orang

Dengan kepergian Faisal Basri, Indonesia kehilangan salah satu ekonom terbaik yang selalu berdedikasi untuk memberikan kontribusi positif terhadap kemajuan bangsa.

Namun, warisan pemikirannya akan terus hidup dan menjadi pedoman bagi generasi mendatang dalam memahami dan membangun perekonomian yang lebih baik.

Faisal Basri meninggalkan jejak yang mendalam, tidak hanya dalam dunia akademik dan ekonomi, tetapi juga dalam perjuangan untuk keadilan sosial dan kebijakan yang berpihak pada kesejahteraan masyarakat luas.

Semoga arwah beliau diterima di sisi Tuhan Yang Maha Esa, dan segala karya serta kontribusinya menjadi amal jariyah yang terus memberi manfaat.

Baca Juga: Ayah Juwita Bahar Meninggal karena Sakit Jantung, Kenali Gejala Penyakit Jantung yang Sering Dialami Pria