Nakita.Id - Angka kejadian bayi berat badan lahir rendah (BBLR) di dunia mencapai 15,5%. Dan 90% dari kasus tersebut terjadi pada negara-negara berkembang. Bagaimana dengan di Indonesia? Menurut data tahun 2010, di Indonesia angka bayi BBLR mencapai 11,1% .
Selain bisa menurunkan kualitas tumbuh kembang anak, bayi dengan BBLR juga memiliki risiko meninggal lebih ketinggi ketimbang bayi dengan bobot lahir normal. Karena itu, dengan mengenal dan melakukan penanganan yang tepat risiko-risiko tersebut bisa diatasi.
Apa sih yang dimaksud dengan bayi BBLR? Menurut WHO, semua bayi yang memiliki bobot tubuh kurang dari 2,5 kilogram dikategorikan sebagi bayi BBLR atau berat badan lahir rendah, terlepas dari usia kehamilan mereka.
BBLR berbeda dengan bayi prematur. Pada bayi prematur, bayi dilahirkan sebelum masuk 37 minggu masa kehamilan. Karena tidak menyelesaikan perkembangan di rahim dengan ‘tuntas’, maka bayi prematur biasanya membutuhkan perawatan khusus di NICU (neonatal intensive care unit) dan memiliki bobot tubuh yang rendah.
Sedangkan pada kasus BBLR, bayi sudah menjalani masa kehamilan dengan sempurna (lahir setelah minggu ke-37 kehamilan) tapi berat badannya kurang dari 2,5 kilogram. Lalu, apa sih yang menjadi faktor pemicu terjadinya bayi berat lahir rendah pada bayi? Ini beberapa di antaranya:
Baca juga: Berat-Badan Janin Optimal Janin Sehat
- Melahirkan bayi lebih dari satu. Bayi kembar biasanya dilahirkan lebih awal dan tidak memiliki cukup ruang untuk berkembang di dalam rahim. Karena itu bayi kembar lebih tinggi alami masalah BBLR.
- Kadang ukuran bayi yang kecil disebabkan mereka memiliki masalah kesehatan yang diturunkan oleh orang tuanya.
- Ada masalah pada plasenta, seperti pre-eclampsia yang akan menurunkan peredaran darah ke si janin. Kondisi ini akan mengganggu perkembangan janin, sebab kurangnya distribusi oksigen dan nutrisi yang cukup ke si kecil.
- BBLR juga bisa terjadi jika si ibu memiliki masalah kesehatan dan emosional selama masa kehamilan, seperti anemia, keguguran, diabetes, asma, penyakit ginjal, penyakit menular seksual, stres, memiliki kebiasaan merokok, minum alkohol, hingga mengonsumsi narkoba.
Berbicara mengenai dampak, setiap bayi memiliki dampak yang berbeda-beda saat mereka harus mengalami masalah BBLR. Semuanya tergantung pada apa yang menjadi penyebab mereka mengalami BBLR, dan apakah mereka dilahirkan prematur atau tidak.
Inilah masalah kesehatan yang bisa muncul dari bayi BBLR, seperti terlalu banyak sel darah merah sehingga membuat darah terlalu kental (polycythaemia), menghirup sebagian bau feses awal mereka (meconium) yang sebabkan kesulitan bernapas, kadar gula darah rendah (hypoglycaemia), dan kesulitan untuk membuatnya tetap hangat.
Ada banyak rumor yang mengatakan bahwa bayi BBLR pasti memiliki masalah pada kesehatan fisik dan mental. Tapi sebenarnya masalah itu timbul karena faktor penyebab terjadinya BBLR, bukan dari masalah BBLR itu sendiri.
Kemudian, apa yang bisa Anda lakukan untuk membantu bayi berat badan lahir rendah? Ada beberapa hal yang bisa dicoba, seperti:
- Memberikan ASI eksklusif. Cara ini merupakan jalan terbaik untuk membantu anak bertumbuh lebih sehat. Jangan berikan asupan apapun selain ASI eksklusif selama 6 bulan pertama.
- Pastikan si kecil mendapatkan pemerikasaan tumbuh kembang mereka secara teratur. Ini akan bantu Anda dan dokter untuk dapat mendeteksi masalah lebih awal (jika ada).
- Ketika si kecil menginjak usia 6 bulan, kenalkan anak dengan makanan padat. Pilihlah makanan bernutrisi yang akan membantu bayi mengejar proses tumbuh kembang mereka. (AA)
Baca juga: Empat Penilaian Penting Ketika Bayi Lahir