Manfaat Anak Coret-Coret yang Diarahkan dan Tidak Sembarangan

By Ipoel , Minggu, 30 Desember 2012 | 21:00 WIB
Coret-Coret Terarah (Ipoel )

Nakita.id - Fokus pada manfaat coret-coret setidaknya akan sangat membantu orangtua untuk tidak gampang terpancing emosi, apalagi sampai memarahinya atau melarang keras yang akan berujung pada matinya bakat dan minat anak.

Ketimbang melarangnya coret-coret, lebih baik arahkan si batita untuk beraktivitas di tempat yang tepat.

Ingat, membolehkan sekaligus mengakomodasi hobi anak untuk coret-coret tak berarti membolehkannya berbuat sesuka hatinya.

Sejak kecil anak harus tahu ada tempat-tempat tertentu yang memang harus dijaga dan dirawat dengan baik oleh semua anggota keluarga, termasuk dirinya.

Tentu saja caranya bukan dengan hukuman atau larangan ketat, melainkan dengan memberi pengertian.

Misalnya, "Kamu enggak boleh mencoret-coret tembok, karena tembok ini sudah bersih. Nanti kalau kamu coret-coret, temboknya jadi kotor dan kita susah membersihkannya." Namun jangan hanya berhenti sampai di situ, lanjutkan dengan memberinya alternatif.

Contohnya, "Nih, Ayah bawakan kertas lebar. Kamu bisa sepuas-puasnya coret-coret di sini." Dengan demikian si anak mengerti bahwa coret-coret boleh-boleh saja tapi bukan di sembarang tempat.

Kalau anak menunjukkan sikap mau tertib "melukis" di tempat yang sudah ditentukan, orangtuapun sepantasnya memberi reward.

Tak harus berupa hadiah barang, pujian dibarengi kecupan, misalnya, sudah cukup untuk anak usia ini. Dengan demikian anak bisa bersibuk diri secara kreatif dan menyenangkan.

Apresiasi terhadap karya anak pun bisa diberikan dengan memajang karyanya dalam bingkai khusus.

Anak pasti akan bangga dengan hasil karyanya sekaligus mengharapkan orang lain pun menghargainya.

Selain tak perlu melarang anak, orangtua pun sebaiknya mencoba menahan diri agar tidak meledak marah hanya gara-gara si batita yang masih sering lupa mana area yang diperuntukkan baginya untuk melakukan aksi coret-coret.

Jangan pernah lelah untuk terus memberinya pengertian. Sampaikan saja "protes" orangtua dengan nada lembut, misalnya, "Bunda kan sudah bilang jangan coret-coret di tembok. Tapi kenapa Adik masih melakukannya juga ya? Bunda jadi sedih nih. Bunda kan sudah berusaha membuat rumah kita rapi dan bersih."

Bisa juga dengan melibatkan si anak untuk membersihkan sendiri barang/tempat yang telah dicoret-coretinya.

Dengan begitu anak akan melihat bagaimana kerja keras orangtuanya sekaligus merasakan sendiri betapa tak meletihkannya jika harus membersihkan sesuatu yang dikotori.

Ada kalanya pula si kecil malah lebih suka memainkan atau bahkan mematah-patahkan krayonnya ketimbang dipakai untuk coret-coret.

Sekali lagi, jangan memarahinya karena dorongan untuk bereksplorasi sedang kuat-kuatnya di tahapan usia ini.

Ia akan berpikir, "Kok krayon ini lebih lunak dan gampang dipatah-patahkan ya. Hi...hi...bunyinya lucu juga waktu dipatahkan. Trus kenapa pensil warnanya susah patah?" Kalau orangtua berulang kali mendapati kejadian seperti itu ya jangan dibiarkan saja.

Anak tetap harus tahu bahwa krayon fungsinya  untuk menggambar dan bukan untuk dijadikan mainan, apalagi dipatah-patahkan.

Beri contoh langsung, "Nak, krayon ini bukan untuk dipatah-patahkan, tapi untuk menggambar. Nih, lihat Ayah menggambar mobil menggunakan krayon."

Tumbuhkan kegembiraan dalam diri anak bahwa krayon memungkinkannya membentuk garis dan aneka bentuk menarik lainnya dalam berbagai warna.