3 Macam Karakter Anak yang Sulit dan Cara Menghadapinya

By Ipoel , Kamis, 11 Oktober 2012 | 21:00 WIB
Kenali Batita Sulit (Ipoel )

Nakita.id - Berbagai karakter anak yang sulit dapat terlihat sejak usia bayi dan beberapa muncul secara bersamaan. 

Menghadapi anak yang berkarakter sulit, orangtua harus mengesampingkan rasa jengkel dan frustrasinya.

Sebab jika orangtua sampai marah, anak akan semakin sulit diarahkan.

Orangtua harus mengedepankan sikap netral.

Tujuannya adalah agar mampu berpikir logis.

Bukankah fokus perhatian orangtua adalah pada bagaimana mengubah perilaku anak menjadi positif?

Moms dan Dads harus menanamkan pemahaman bahwa ia adalah anak normal, hanya saja memiliki karakter yang menimbulkan kesulitan.

Bantulah anak mengembangkan aspek positif  dari karakternya, bukan aspek negatifnya.

Berikut beberapa di antaranya:

Baca Juga: Merasa Bersalah Bahkan Stres karena Gagal Menyiapkan Dana Pendidikan Anak? Begini Cara Mengatasinya Menurut Psikolog

1. Anak dengan aktivitas sangat tinggi

Anak-anak seperti ini tidak mau diam, cenderung “liar” dan mudah kehilangan kendali. 

Positifnya, jika mereka bisa belajar menyalurkan energinya kelak.

Mereka bisa tumbuh sebagai orang dewasa yang energik dan produktif.

Cara menghadapi:

Beri mereka kesempatan bermain di luar  rumah untuk membakar habis energinya.

Tapi beri batasan khusus demi keamanan.

Bila tingkah lakunya memanas dan memuncak, tarik anak dan katakan, ”Kamu terlalu kasar. Jika tidak bisa tenang, ayah tidak izinkan main ini.”

Jika tingkah laku anak terus memuncak, berikan periode istirahat.

Baca Juga: Ini Dia 4 Kebiasaan Baik Agar Anak Terhindar Dari GERD, Semua Moms Wajib Tahu

2. Anak yang mudah teralihkan perhatiannya

Di usia batita, anak memang belum bisa lama berkonsentrasi.

Namun, tidak benar juga jika si kecil cepat sekali beralih perhatiannya dalam hitungan detik, sehingga tidak mampu mendengar atau memberi perhatian pada orangtua, pengasuh, atau teman.

Efek positifnya anak seperti ini, dengan bantuan dan dukungan, kelak bisa berkembang menjadi orang dewasa berminat luas.

Cara menghadapi:

Bagaimana mengarahkannya? Secara bertahap  kita dapat membantu anak memperpanjang kemampuan konsentrasinya dengan menemukan bidang kegiatan yang sangat mereka minati.

Jangan  memaksanya memusatkan perhatian lebih lama daripada kemampuannya. Minta ia melakukan kontak mata dengan kita saat bicara dengannya.

Ciptakan suasana rumah yang tenang, kalau perlu tanpa teve untuk membantu anak memusatkan perhatian lebih lama pada benda atau gambar yang tidak bergerak.

Berikan mainan satu per satu, jangan sekaligus.

Baca Juga: Cara Mengeluarkan Dahak pada Bayi dengan Bawang Putih Sangat Mudah dan Aman Dilakukan, Tapi Perhatikan Hal Berikut Ini Agar Anak Tak Kesakitan

3. Anak yang lambat menyesuaikan diri

Anak seperti ini mendambakan rutinitas.

Perubahan lingkungan, koleksi benda, atau jadwal akan mengguncang jiwanya. Mereka bisa “mengamuk” di setiap perubahan.

Tapi anak-anak seperti ini bisa menjelma menjadi orang dewasa yang mampu bertahan pada bidang atau pekerjaan yang dipilihnya.

Cara menghadapi:

Untuk menghadapi anak seperti ini, hindari perubahan tak perlu.

Siapkan anak menghadapi perubahan atau peralihan dengan pemberitahuan sedini mungkin.

Bawalah anak sesering mungkin ke tempat yang berbeda dan memungkinkannya bertemu dengan anak lain.

Bersabarlah karena anak membutuhkan waktu cukup lama untuk melatih kemampuan adaptasinya.