Anak Manja, Penyebab Anak Terlambat Berjalan

By Ipoel , Senin, 13 Februari 2017 | 01:25 WIB
Manja Buat Batita Susah Jalan (Ipoel )

Nakita.id - Kemampuan anak berjalan akan dipelajari dan dilatih secara perlahan ketika ia mulai menginjak usia satu tahun. Jika tidak ada gangguan saraf atau kelainan pada anak, seharusnya ia mampu berjalan dalam rentang usia 11-15 bulan. Lalu, bagaimana jika anak belum mampu berjalan? Tak hanya masalah otot saja, terdapat berbagai penyebab anak terlambat berjalan.

Baca juga: Panduan melatih anak berjalan

1.Kematangan psikologis.

Kematangan psikologis ikut menentukan kecepatan anak berjalan. Jika secara psikologis ia sudah siap maka akan timbul rasa percaya diri, tidak takut mencoba berjalan, berani, punya inisiatif untuk melakukan sesuatu, sehingga ia bisa lebih cepat berjalan. Proses kematangan psikologis bisa juga dipengaruhi oleh peristiwa yang membuatnya trauma. Umpama, saat latihan berjalan,  anak yang masih limbung terjatuh membentur lantai hingga memar. Kejadian ini bisa saja membuat anak takut untuk mencoba lagi.

Tak hanya anak, orangtua pun terkadang jadi  tidak berani mengajarkan anak berjalan lagi. Padahal, agar si kecil  bisa cepat berjalan, perlu terus distimulasi. Tak perlu takut anak akan terjatuh selama kita  selalu sigap dan mengajari anak berjalan dengan benar. Stimulasi yang tepat akan membuat anak akan mampu berjalan lebih cepat.

Baca juga: Biasakan anak memakai sepatu, bukan sandal

2.Pola asuh orang tua.

Pola asuh orangtua bisa menjadi salah satu faktor si kecil tak kunjung bisa berjalan. Gay L. Girolami, MS, PT, Ahli rehab fisik dan anggota dari American Physical Therapy Association (APTA) mengatakan faktor lingkungan memegang peranan dalam cepat tidaknya seorang anak bisa berjalan. Orangtua yang terlalu memanjakan akan membuat anak lambat bisa berjalan. Sederhananya, anak akan lebih lama mencapai kematangan fisik dan psikis jika stimulasi yang dilakukan tidak tepat.

Perilaku-perilaku orangtua, seperti anak yang selalu digendong, kemana-mana “duduk manis” di stroler, alias jarang diberi kesempatan berjalan, tentu akan menghambat prosesnya belajar berjalan. Sebab anak yang tak punya kesempatan untuk menggunakan kaki dan tangannya maka ia akan malas belajar berjalan. Jadi, memanjakan anak tentu boleh-boleh saja, selama tidak berlebihan. Beri ia kesempat­an anak untuk belajar mandiri dengan membiarkan melakukan berbagai hal  sendiri. Seperti merayap untuk meraih mainan kesukaannya, merangkak kala bereksplorasi, merambat di sisi meja untuk mengambil minumnya, dan lainnya.

Baca juga: Kapan normalnya anak bisa berjalan?

Kesempatan dan kebebasan yang kita berikan akan membuat anak mampu meningkatkan kemampuannya sehingga ia bisa lebih cepat berjalan. Ditilik dari sisi perkembang­an, anak yang mampu berjalan pada fasenya, akan mendapatkan banyak input lewat kemampuannya itu. Dengan kata lain implikasinya sangat positif, baik dari sisi psikologis, kognisi, maupun fisiknya. Kemampuan berjalan akan mengembangkan sense of outonomy, kemandiriannya, memperkaya kognisi lewat eksplorasi, kemampuan sosialnya, dan lainnya.