Kapan Harus ke Dokter Agar Bisa Hamil?

By Heni Wiradimaja, Sabtu, 18 Maret 2017 | 02:00 WIB
Kapan Harus ke Dokter Agar Bisa Hamil? (Heni)

Nakita.id - Proses kehamilan setiap orang pasti berbeda-beda. Sebagian perempuan bisa hamil dengan mudah, beberapa orang lagi butuh waktu yang lebih lama. Jika Ibu dan Ayah termasuk dalam kelompok yang masih harus berusaha, langkah-langkah ini bisa Ibu jadikan pedoman. Dengan begitu Ibu tidak jadi terburu-buru atau terlambat ke dokter agar bisa hamil dan tahu tindakan medis apa yang bisa dipilih.

Tunggu 1 tahun atau 6 bulan (untuk perempuan di atas 35 tahun) Pada umumnya, secara alami perempuan akan hamil bila berhubungan seks pada waktu subur dan ovulasi. Ada yang bisa hamil dalam sekali percobaan, ada yang butuh waktu agak lama. Rata-rata, perempuan berumur di bawah 35 tahun butuh waktu sampai satu tahun untuk bisa hamil. Jadi, Ibu tidak perlu panik jika belum berhasil hamil di bulan-bulan awal percobaan. Untuk perempuan usia di atas 35 tahun, batas waktu Ibu menunggu kehamilan adalah 6 bulan. Lewat dari batas-batas waktu ini, barulah temui dokter untuk melakukan tes kesuburan. Untuk meningkatkan peluang kehamilan, cari tahu dan pahami hal-hal yang menyebabkan sulit hamil.

Gunakan alat tes ovulasi Gagalnya pembuahan bisa jadi karena Ibu keliru menentukan masa ovulasi. sampai sini, Ibu belum harus ke  dokter agar bisa hamil. Coba saja alat tes kesuburan (ovulasi) yang bisa mendeteksi masa paling subur dan memberi tahu kapan waktu bercinta yang tepat. Alat tes ovulasi ini bisa dengan mudah dibeli di apotek. Yang paling umum adalah alat tes berbentuk stik—mirip alat tes kehamilan—yang fungsinya mendeteksi kadar hormon LH (luteinizing hormone) dalam urine. Hormon LH adalah hormon yang memicu pelepasan telur dari ovarium (indung telur).

Lakukan tes kesuburan Bila Ibu belum juga hamil setelah tenggat waktu yang ditentukan, segeralah ke  dokter untuk menjalani tes kesuburan bersama pasangan. Perlu diingat, masalah kesuburan tidak hanya dialami perempuan. Sekitar 40 persen masalah kesuburan datangnya dari pihak laki-laki. Setelah mendapatkan hasil tes, Ibu dan Ayah akan diberikan beberapa pengobatan khusus, tergantung jenis masalah yang terdeteksi.

Pengobatan sederhana untuk perempuan Biasanya, dokter akan memberikan obat untuk pasien yang memiliki siklus menstruasi tidak teratur, dan pasien yang tidak mengalami ovulasi sama sekali akibat mengidap sindrom ovarium polikistik (PCOS). Obat yang relatif murah ini juga efektif digunakan oleh perempuan yang mengalami fase luteal cacat, yaitu kondisi dimana hormon progesteron diproduksi dengan jumlah sangat sedikit setelah ovulasi, sehingga menyebabkan keguguran. Pengobatan biasanya dilakukan dengan cara inseminasi intrauterin (intrauterine insemination, disingkat IUI), menggunakan sperma yang telah “dicuci” di laboratorium untuk meningkatkan potensi pembuahannya.

Pengobatan yang lebih canggih, misalnya superovulasi Ada beberapa obat suntik hormonal yang dapat menyebabkan superovulasi, misalnya gonadotropin. Obat ini bekerja merangsang pertumbuhan folikel (sel telur) di indung telur (ovarium) dalam satu siklus. Suntik hormonal biasanya digunakan pada perempuan yang menjalani terapi fertilisasi in vitro (in vitro fertilization disingkat IVF), tapi ini juga efektif untuk perempuan yang sama sekali tidak berovulasi, dan bagi mereka dengan kondisi kemandulan yang tak dapat dijelaskan (unexplained infertility). Obat-obatan ini adalah versi rekayasa genetik dari hormon LH dan FSH (hormon perangsang folikel di indung telur).

Perbaikan dengan cara bedah untuk perempuan Salah satu yang menyebabkan gagalnya pembuahan adalah adanya sumbatan di tuba falopi (saluran telur). Sumbatan itu bisa disebabkan oleh luka atau kerusakan lainnya yang membentuk jaringan parut. Kondisi ini meningkatkan risiko terjadinya kehamilan ektopik (kehamilan di luar kandungan). Untuk mengatasinya, dokter akan melakukan pembedahan untuk membuang kelebihan jaringan yang menghambat saluran telur. Tapi, jika jaringan parut terbentuk karena operasi atau infeksi di masa lalu, IVF atau program bayi tabung adalah jalan keluar terbaik untuk kehamilan.

Perbaikan dengan cara bedah untuk laki-laki Sama seperti perempuan, beberapa pria juga mengalami penyumbatan di daerah epididimis, yaitu saluran panjang (sekitar 5-6 meter jika dibentangkan) yang menghubungkan testis dengan pabrik produksi sperma. Sumbatan ini menyebabkan sperma tidak dapat masuk ke testis, sehingga tidak ada yang keluar saat ejakulasi. Penyumbatan epididimis biasanya terjadi secara alami, tapi beberapa kasus disebabkan oleh hernia. Jika penyumbatan terjadi di salah satu testis, maka sperma masih bisa keluar, tapi dalam jumlah sangat sedikit. Sementara, bila penyumbatan terjadi di kedua sisi, maka terjadi azoospermia atau jumlah sperma nol. Operasi mikro bisa dilakukan untuk menghilangkan penyumbatan epididimis ini.

Nah, kapan harus ke dokter agar bisa hamil? Ibu ketahui dulu di mana masalah Ibu, ya.

(Deasy Christina Siallagan)