Sudah Satu Tahun Menikah Kok Belum Hamil Juga? Bisa Jadi Ini Penyebabnya!

By Erinintyani Shabrina Ramadhini, Kamis, 31 Mei 2018 | 09:00 WIB
Sudah satu tahun menikah tetapi belum hamil, bisa saja ini penyebabnya Moms! (iStock)

Nakita.id - Setelah menikah, kehamilan menjadi momen yang ditunggu oleh pasangan.

Namun, proses kehamilan tak sekadar pembuahan sel telur oleh sperma Moms.

Terdapat beragam faktor yang menyebabkan mengapa pasangan terbilang lama menanti kehamilan, misalnya gaya hidup tidak sehat pada pria dan kesehatan organ reproduksi pada kedua belah pihak.

Utamanya jika telah melewati satu tahun menikah namun belum menunjukkan tanda kehamilan, maka bisa jadi inilah penyebabnya Moms!

BACA JUGA: Populer Sebagai Menu Berbuka, Ini Ragam Manfaat Kurma Untuk Kesehatan

Terlalu kurus/gemuk

Perempuan yang terlalu kurus umumnya yang paling sering mengalami gangguan pada siklus menstruasi, misalnya atlet maraton, penari balet, model, maupun perempuan yang mengalami penurunan berat badan drastis secara mendadak. 

Sedangkan bagi perempuan yang terlalu gemuk, maka bisa mengganggu kinerja organ tubuh termasuk organ reproduksi.

Tingginya kadar kolesterol juga akan mengacaukan keseimbangan hormon sehingga berdampak pada terganggunya siklus menstruasi, sehingga menyebabkan kesulitan datangnya kehamilan.

Polusi lingkungan

Sebagai contoh, polusi udara karena kebiasaan merokok ataupun timbal buangan dari kendaraan bermotor terbukti dapat menurunkan kualitas sperma pria.

Sama halnya dengan obat-obatan terlarang seperti ganja, heroin, maupun kokain yang bisa mengkibatkan terganggunya sekresi hormon prolaktin dan gonadotropin sehingga pelepasan sel telur menjadi terhambat.

BACA JUGA: Wanita Punya 400 Sel Telur Setiap Menstruasi, Kenapa Susah Hamil?

Sering mengalami stres

Selain gaya hidup tak sehat, level stres seseorang memiliki andil besar dalam tingkat kesubuaran seseorang.

Sekitar 15-20% infertilitas disebabkan oleh gaya hidup yang memicu stres dan hal ini dapat menyebabkan gangguan spermatogenesis, spasme tuba falopi, gangguan ovulasi, dan penurunan gairah suami istri.

Usia

Walaupun perempuan masih merasa muda, namun saat memasuki usia matang sel telur cenderung rapuh dan tidak sekuat ketika usia muda.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh American College of Obstetrics and Gynecology (ACOG) terhadap perempuan yang melakukan transfer embrio pada 2006 menunjukkan, bahwa usia berperan penting dalam hal kesuburan.Hasil studi menunjukkan, 44,9% kelahiran terjadi pada perempuan yang berusia lebih muda dari 35 tahun.

Sedangkan, perempuan di usia 35-37 tahun mendapat porsi 37,3% untuk hamil.

BACA JUGA: Catat! Pada Usia Ini Anak Harus Mulai Diajarkan Disiplin ya Moms

Sementara itu, persentase lebih kecil diperoleh perempuan berusia 38-40 tahun hanya sebesar 26,6%.

Dengan kata lain, perempuan di atas usia 35 tahun sulit hamil.

Sel telur pun akan semakin berkurang setiap kali mengalami menstruasi, dan lama-kelamaan habis ketika telah menopause.

Hal ini nyatanya tak berlaku pada pria, dimana usia yang semakin bertambah tidak membatasi kesuburan mereka, di mana testis akan senantiasa memproduksi sel-sel spermatozoa sepanjang tidak ada masalah dengan anatomi tubuh.

Obat-Obatan

Sejumlah obat-obatan yang termasuk golongan narkotik ataupun obat-obatan kedokteran seperti jenis antibiotik, obat maag, obat darah tinggi, antikejang, serta obat-obatan yang digunakan untuk terapi kanker, bisa memengaruhi kualitas sperma dan menurunkan kesuburan perempuan.

BACA JUGA: Vagina Mengeluarkan Flek Cokelat Saat Tak Hamil, Apa Tandanya?

Vagina mengalami penyumbatan

Terjadinya penyumbatan pada organ reproduksi pada perempuan juga turut berpengaruh.

Sumbatan jenis pertama yakni sumbatan psikogen atau sering disebut dispareunia / vaginismus, yang kedua yaitu sumbatan anatimis seperti vaginitis atau radang vaginia yang disebabkan oleh candida albicans / trikomonas (sejenis kuman yang hidup dalam vagina yang bisa menghambat pergerakan sperma). 

Kelainan saluran telur

Kelainan ini merupakan masalah infertilitas yang paling sering ditemukan.

Misalnya tuba membesar secara keseluruhan atau endometriosis, yaitu peradangan yang menyebabkan tuba memendek, pembentukan jaringan ikat (fibrosis), dan perlekatan tuba yang mengganggu fungsi fimbria yang terdapat di bagian ujung saluran rahim.

BACA JUGA: Anak Kedua Sule Unggah Potret Bersama Ibunya, Warganet: Kangen Mama? 

Kelainan rahim

Kelainan rahim biasanya disebabkan oleh perlengketan, polip atau mioma, masalah konstraksi rahim, dan peradangan endometrium yang seluruhnya dapat menghambat pembuahan sel telur oleh sperma.

Meskipun kehamilan diperoleh, namun biasanya kehamilan tersebut akan berakhir sebelum waktunya.

Kelainan mulut rahim

Mulut rahim yang normal akan mengarah ke depan, sehingga akan langsung berhadapan dengan dinding belakang vagina.

Hal inilah yang memungkinkan sel sperma untuk sampai ke dalam saluran mulut rahim.

Namun, jika terjadi penyimpangan dari kondisi normal, seperti posisi rahim menghadap ke belakang maka proses pembuahan akan terhambat sehingga sulit untuk memperoleh kehamilan.

BACA JUGA: Selain Rileks, Ini Segudang Manfaat Melakukan Yoga Selama Kehamilan

Kelainan ovarium (indung telur)

Apabila ovuarium (indung telur) ternganggu, misalnya adanya kista, endometriosis atau tumor maka dapat menyebabkan ovulasi tidak terjadi. 

Dapatkan informasi seputar kehamilan lainnya di aplikasi khusus wanita, HAWA. Moms juga bisa mengetahui siklus haid, periode kehamilan dan juga masa subur secara otomatis. Download aplikasinya di Google Play (http://bit.ly/2uErbZF )  dan App Store (http://bit.ly/2uLJyfF). (*)