Nakita.id – Perkembangan janin berlangsung dalam tiga tahapan, yaitu tahap pre-embrionik (berawal dari pertemuan sel sperma dan sel telur hingga terjadinya proses nidasi atau tertanamnya bakal janin pada dinding rahim, usia kehamilan 4—5 minggu).
Tahap embrionik (proses pembentukan organ, usia kehamilan 5—10 minggu), dan tahap fetus (masa penyempurnaan organ, usia kehamilan 10 minggu sampai persalinan terjadi).
Nah, agar janin di rahim Moms dapat tumbuh dan dan berkembang optimal, sangat penting untuk meniadakan faktor penghambatnya.
Untuk itu, kenali 10 faktor penghambat perkembangan janin berikut ini, Moms seperti dilansir dari Tabloid NakitaPenghambat Tahap Pre-embrionik
1. Ketidaksempurnaan pada janin di tahap ini dapat meningkatkan kejadian keguguran atau tidak berkembangnya bayi.
Kelainan kromosom, infeksi, hingga faktor gizi bisa menghambat proses ini hingga menimbulkan keguguran dan kematian mudigah (kematian bakal janin di kandungan yang diduga karena adanya masalah kelainan kromosom sehingga perlu dilakukan tindakan kuretase).
Hanya Perlu Waktu 2 Menit, Dokter Mengubah Posisi Janin Sungsang Menjadi Normal!
2. Kurangnya asupan asam folat akibat terlambat mengonsumsi asam folat selama kehamilan dapat meningkatkan risiko cacatnya tempurung kepala dan tulang punggung bayi.
Selain itu, infeksi aktif toksoplasma berpotensi menimbulkan cacat hingga keguguran.
3. Obesitas meningkatkan proses peradangan pada sel-sel tubuh. Hal ini meningkatkan produksi radikal bebas yang juga berpotensi menimbulkan gangguan pada saat proses nidasi.
4. Penyakit tertentu dalam kehamilan dapat menimbulkan cacat janin, sehingga pemberian vaksinasi, seperti varicella dan MMR (Measles, Mumps, Rubella) perlu diberikan kepada pasutri yang sedang merencanakan kehamilan.Penghambat Tahap Embrionik
5. Kekurangan ataupun kelebihan gizi yang dibutuhkan di tahap ini (seperti: asam folat, AA/DHA, zink, magnesium, kalsium, fosfor, zat besi, tembaga, dan vitamin lain, seperti vitamin A, B, dan D) dapat meningkatkan risiko kecacatan pada bayi.