Kenali Tanda-tanda Masa Subur Perempuan yang Memungkinkan Cepat Hamil

By Ipoel , Senin, 11 September 2017 | 00:00 WIB
Mengenal masa subur dari lendir servik ()

Nakita.id - Untuk tahu tanda-tanda subur perempuan, ada beberapa cara yang perlu diketahui.

Namun, ada juga cara memperkirakan tanda-tanda subur berdasarkan perhitungan siklus haid.

Mana yang terbaik? Semuanya tentu bergantung pada kebutuhan, kebiasaan, dan kemampuan masing-masing individu.

Jadi silakan pilih yang sesuai dengan pribadi Moms masing-masing.

Baca juga: 5 Kebiasaan yang Harus Dilakukan Pasangan Baru Agar Cepat Hamil

1. Siklus menstruasi.

Masa subur kebanyakan dihitung berdasarkan siklus menstruasi.

Selama siklusnya teratur, penghitungannya  mudah, kok. Panjang siklus menstruasi yang normal bervariasi dari 21 sampai 35 hari.

Sebagian perempuan memiliki siklus haid yang teratur atau jumlah hari dalam siklusnya sama dari waktu ke waktu. 

Sementara lainnya  bervariasi, maju atau mundur beberapa hari, sehingga tidak disarankan untuk memakai cara ini dalam memperkirakan masa suburnya.

Nah yang perlu dicermati, siklus menstruasi bukan berpedoman pada tanggal.

Banyak yang beranggapan, bila menstruasinya jatuh pada tanggal 5, maka bulan berikutnya pun akan jatuh pada tanggal yang sama.

Padahal yang dinamakan siklus menstruasi yang teratur bukanlah ketepatan tanggal pada kalender, melainkan ketepatan pada periode siklus.

Baca juga: 5 Pantangan Jika Ingin Cepat Hamil

Kalau siklusnya 21 hari, maka jarak menuju hari pertama haid berikutnya pun harus 21 hari. 

Untuk lebih memudahkan pemahaman, pada tulisan ini akan digunakan siklus 28 hari.

Normalnya, satu sel telur dilepaskan oleh indung telur pada hari ke-14 sebelum hari pertama menstruasi yang akan datang.

Jadi bila siklusnya 28 hari maka masa suburnya akan jatuh pada hari ke-14 setelah hari pertama haid terakhir (28 - 14).

Tapi bila siklusnya 21 hari maka masa suburnya akan jatuh pada hari ke-7 setelah hari pertama haid terakhir (21 - 14).

Contoh, Ana memiliki siklus haid 28 hari.

Hari pertama haid terakhirnya jatuh pada 29 Januari.

Berdasarkan siklus 28 harinya, tanggal menstruasi berikut diperkirakan jatuh pada 26 Februari.

Baca Juga: Wah Siapa Sangka, Ternyata Makanan dan Minuman yang Sering Dikonsumsi Ini Bikin Sulit Hamil, Hati-hati Moms!

Dengan begitu  masa suburnya terjadi pada 12 Februari (26 - 14 = 12).

Berhubung sperma mampu bertahan 2 sampai 3 hari dalam tubuh perempuan, sedangkan sel telur dapat bertahan 1 hari.

Maka hubungan seksual yang dilakukan pada rentang waktu 2 hari sebelum masa subur (jadi pada contoh di atas adalah 24 Februari) sampai dengan 1 hari setelah masa subur (27 Februari) memungkinkan untuk menghasilkan pembuahan.

Bagaimana jika Ana memiliki siklus haid 21 hari? Berdasarkan siklus itu, jika hari pertama haid terakhirnya jatuh pada 29 Januari, maka haid berikutnya terjadi pada 19 Februari.

Kapan masa suburnya? 19 - 14 = 5 atau 5 Februari.

Kapan hubungan seksual sebaiknya dilakukan kalau ingin segera hamil? Yaitu dalam periode sejak 2 hari sebelum tanggal 5 Februari hingga 1 hari setelahnya.

Baca juga: Jangan Suka Mengangkat Barang Berat Kalau Ingin Cepat Hamil

2. Elastisitas Lendir

Lendir yang keluar dari mulut rahim dapat menjadi indikator masa subur.

Caranya, raba vagina dengan ujung telunjuk dan ibu jari (pastikan jari-jemari bersih untuk mencegah terjadinya infeksi). Lalu ambil lendir yang ada di sana.

Pada saat subur, dari vagina akan keluar cairan bening seperti putih telur sehingga terkesan basah. Cek elastisitas lendir dengan menjauhkan telunjuk dari ibu jari.

Jika lendir tidak putus atau elastis, berarti saat itu sedang terjadi masa subur.

Volume lendir yang lebih banyak dan kekentalannya yang berbeda sebetulnya dapat juga dirasakan.

Singkat kata, pada masa subur vagina biasanya terasa lebih basah.

Baca juga: Konsumsi 5 Zat Gizi Ini untuk Meningkatkan Kesuburan

3. Suhu Basal Tubuh

Peningkatan suhu menunjukkan adanya ovulasi. Peningkatan suhu ini menetap selama 3 hari.

Peningkatannya berkisar di angka 0,2 - 0,5° Celcius. Suhu itu disebut sebagai suhu basal tubuh, yaitu suhu tubuh dalam kondisi istirahat penuh.

Peningkatan suhu tubuh terjadi karena produksi hormon progesteron yang muncul segera setelah ovulasi.

Pemeriksaan meliputi pengukuran suhu tubuh setiap pagi pada waktu bangun tidur, dan dicatat pada suatu grafik khusus (bisa didapatkan dari dokter).

Pengukuran biasanya dilakukan selama 3 bulan. Cara mengukur sendiri suhu basal tubuh:

1. Suhu diukur segera setelah bangun tidur sebelum bangkit dari tempat tidur dan melakukan aktivitas lainnya serta dilakukan lebih kurang pada waktu yang sama.

2. Letakkan ujung perak termometer di bawah lidah dengan bibir tertutup selama lebih kurang 5 menit. Jangan bangun dari tempat tidur hingga selesai pengukuran.

3. Termometer sebaiknya dibersihkan dengan kapas dan air dingin.

 

Baca juga: Mengenal Terapi Hormon Untuk Kesuburan

4. Grafik baru dimulai pada hari pertama menstruasi. Jika menstruasi mulai pada siang hari, hasil pengukuran pada pagi harinya dipindahkan pada grafik yang baru.

5. Segala sesuatu yang tidak biasa seperti demam, tidur larut, kondisi sedang stres sebaiknya dicatat.

Kemungkinan Hamil       

Keberhasilan dari sebuah proses pembuahan dipengaruhi oleh banyak faktor. Baik dari pihak suami maupun istri.

Dari pihak suami, seperti, kualitas, jumlah, dan kecepatan sperma sangat menentukan keberhasilan pembuahan.

Sedangkan dari pihak istri, kondisi sel telur, termasuk kesehatan organ-organ reproduksinya turut memberikan pengaruh.

Khusus untuk kesehatan alat reproduksi, ada beberapa penyakit yang dapat memengaruhi, seperti endometriosis dan penyakit radang panggul.

Untuk penyakit radang panggul yang mengakibatkan terjadinya penyempitan pada sel telur, (biasanya ditandai dengan nyeri di bagian bawah atau nyeri saat berhubungan).

Baca juga: Pilihan Pakaian yang Memengaruhi Kesuburan Para Ayah

Selain itu, keputihan yang berbau busuk dan berwarna juga dapat menjadi pertanda telah terjadi peradangan.

Tak ketinggalan kondisi psikologis dari pasangan suami istri. Kondisi psikologis pasangan suami istri ini dapat dikelompokkan dalam penyebab yang tidak dapat dijelaskan atau tidak diketahui.

Jumlahnya mencapai kurang lebih 20%.

Sebab, terkadang tanpa disadari tekanan pekerjaan atau lingkungan dapat menimbulkan stres yang tidak disadari dan pada akhirnya memengaruhi keberhasilan pembuahan.

Mengapa stres dapat memengaruhi keberhasilan pembuahan? Karena, ketika stres, saluran telur menjadi menyempit.

Kondisi ini tentunya dapat memengaruhi keberhasilan dari proses ovulasi atau pembuahan. 

Untuk itu, pasangan yang mengharapkan kehamilan hendaknya tidak hanya mencermati siklus menstruasi atau ciri-ciri masa subur, tapi juga mengelola mentalnya agar dapat menghadapi segala sesuatu dengan positif.

Baca Juga: Ingin Tahu Usia Yang Tepat Untuk Hamil? Ternyata Beda Usia Beda Risiko, Simak Penjelasannya