Gejala dan Penanganan Demam Berdarah Pada Ibu Hamil

By Ipoel , Senin, 1 April 2013 | 23:00 WIB
Demam Berdarah Pada Ibu Hamil (Ipoel )

Nakita.id - Demam berdarah saat hamil pernah dialami seorang ibu bernama Rica Sari, ketika itu kandungannya berusia 9 bulan.

Ia sampai dilarikan ke rumah sakit karena mengalami kejang-kejang.

Dokter akhirnya mengambil keputusan segera melakukan operasi sesar sebab detak jantung bayinya menjadi makin cepat dan air ketuban sudah berubah keruh dan berwarna hijau, kondisi itu akan membahayakan si bayi.

Operasi sesar berjalan lancar, meski setelah itu sang ibu sempat mengalami amnesia sementara waktu.

Keajaiban terjadi, ingatannya pulih setelah menyusui bayinya.

Meski hanya melalui gigitan seekor nyamuk Aedes aegypti, kondisi menegangkan seperti yang dialami Rica Sari bisa terjadi pada siapa saja.

Bahkan banyak yang akhirnya tak terselamatkan.

Gejala

Supaya hal itu tidak terjadi, kenali gejala yang biasanya muncul pada hari ke 4-14 setelah terinfeksi gigitan nyamuk berikut ini:

- Demam tinggi mendadak terus menerus (demam ini harus mendadak tinggi 39-40°C tanpa sebab).

- Sakit kepala berat, terutama bagian dahi.

- Sakit di belakang bola mata.

- Nyeri/sakit pada tubuh dan sendiri-sendi.

- Mual/muntah.

- Muka kemerahan.

- Sakit/nyeri pada ulu hati.

- Perdarahan pada hidung, mulut, gusi atau memar pada kulit.

- Muntah kadang disertai darah.

- Tinja yang menghitam.

- Rasa haus berlebihan (kering di mulut).

- Kulit yang pucat dan dingin.

- Mengantuk terus menerus hingga penurunan kesadaran.

Bila muncul beberapa gejala seperti tersebut di atas, segera ke dokter untuk mendapat penanganan yang tepat.

Pemeriksaan dokter

Oleh dokter ada beberapa pemeriksaan yang akan dilakukan, di antaranya:

- Pemeriksaan nadi, bila nadi kecil dan cepat dengan tekanan nadi

- Pemeriksaan laboratorium, bila hasilnya menunjukkan trombositopenia (trombosit kurang dari 150.000/mm3), hemokonsentrasi (kadar Ht lebih 20% dari normal).

- Untuk memastikan, bila perlu dokter akan melakukan pemeriksaan IgM dan IgG dengue.

Penanganan yang diberikan sangat kasuistik, bergantung pada kondisi ibu, namun karena DBD belum ada obatnya maka pengobatan hanya bersifat meredakan gejala yang timbul.

Penanganan dini dan tepat selain meredakan gejala juga dapat mencegah komplikasi dan kematian, baik ibu maupun janinnya.

Transfusi darah dan trombosit perlu dilakukan jika terjadi perdarahan masif.

Obat untuk mengatasi gejala nyeri otot dan sendi sakit kepala serta meredakan demamnya akan diberikan sesuai kondisi ibu.

Yang terbaik adalah segera membawanya ke dokter, karena setelah hari ketiga adalah periode kritis dari penyakit ini.

Penambahan cairan tubuh melalui infus (intravena) dimungkinkan untuk mencegah dehidrasi dan hemokonsentrasi yang berlebihan.

Usahakan supaya ibu bisa beristirahat cukup dan tetap berikan asupan cairan, bisa air putih, jus buah hingga kaldu sup.

Usahakan untuk membersihkan rumah/sekitar si sakit dari nyamuk untuk mencegah penyebaran penyakit ini pada anggota keluarga lainnya.

Bila penanganan sampai terlambat, akibatnya bisa fatal.

DBD akan berdampak pada kekebalan tubuh ibu yang selanjutnya akan memengaruhi janin.

Bak buah simalakama, kehamilan bisa memperburuk penyakit demam berdarah atau penyakit itu akan memperburuk kehamilan.

Bila sampai terjadi perdarahan hebat, besar kemungkinan janin akan meninggal.

Selain itu penurunan kadar trombosit sangat berbahaya pada saat persalinan karena perdarahan sulit diatasi.

Sederhananya jangan sepelekan bila muncul gejala demam berdarah, terutama di saat musim DBD.