5 Cara Orangtua Membantu Anak Belajar Menulis Secara Bertahap

By Ipoel , Kamis, 14 Maret 2013 | 05:00 WIB
Ada cara orangtua membantu anak belajar menulis misalnya dengan melatih menggenggam dulu. (Pixabay/sharpemtbr)

Nakita.id - Kemampuan menulis dengan baik memang banyak dipengaruhi oleh keterampilan tangan menggerakkan pena. Persoalannya bukan apakah tulisan itu bisa dibaca atau tidak, tapi lebih pada gerakan tangan yang luwes, bukan tertatih-tatih saat menggunakan alat tulis.

Dan sejak anak masih kecil orangtua wajib membantu anak belajar menulis.

Kelancaran penggunaan alat tulis ini adalah bagian dari keterampilan motorik. Orangtua bisa membantu melatih keterampilan kedua belah telapak tangan anak dan jari jemarinya agar dapat digunakan secara optimal untuk tujuan apa pun.

Baca Juga: Perkembangan Anak, Menggambar Sebagai Persiapan Kemampuan Menulis dan Membaca

Jadi, kalau anak yang berusia batita senang sekali ikut-ikutan kakak yang sedang belajar, lantas mengambil selembar kertas dan ikut mencoret-coret, hal itu harus didukung.

Kelak hal ini akan berguna untuk mendukung keterampilannya dalam menulis.

Apalagi, keterampilan menulis seorang anak tidak terjadi secara tiba-tiba melainkan melalui proses yang cukup panjang. Kemampuan menulis bisa dibilang lebih sulit ketimbang membaca.

Kata Jan Olsen, pencetus kurikulum Handwriting Without Tears, anak-anak yang bisa menulis lebih baik sebetulnya punya kesempatan yang lebih baik untuk mengekspresikan pendapatnya di atas kertas.

Berikut cara membantu anak belajar menulis secara bertahap:

1. Cara menjepit

Pada saat menulis, tangan menjepit sebuah alat tulis. Bisa berupa pena atau pensil. Cara menggenggam ini pun patut didorong ke cara yang benar.

Memang, anak batita akan memegang pena, pensil, atau krayon dengan cara apa saja, yang penting dia bisa mencoret-coret. Namun, alangkah baiknya jika orangtua mengarahkannya untuk memegang alat tulis dengan cara yang tepat.

Di TK, anak-anak biasanya diajarkan menggenggam pensilnya dengan baik. Ibu jari dan telunjuk tidak saling menumpuk, tapi membentuk formasi seperti huruf “O”, dengan pensil bersandar di jari ketiga atau keempat. Pergelangannya harus relaks, tidak melengkung pada satu posisi (seperti biasa terjadi pada anak kidal). Pensil yang pendek lebih mudah digenggam oleh anak karena bisa lebih seimbang dan tidak repot seperti pensil yang kepanjangan.

Tapi nanti dulu, itu pelajaran buat kakak yang sudah di TK. Untuk adik, tugas ayah dan ibu adalah meluweskan tangannya dulu untuk kelak bisa terampil memegang pensil dan mulai menulis. Banyak aktivitas yang dapat diberikan kepada anak usia batita untuk merangsang koordinasi otot-otot halus/kecil pada tangannya. Aneka aktivitas ini dapat dilakukan lewat cara-cara sederhana yang menyenangkan. Yang penting, jangan sampai dipaksakan bila anak tak mau mencoba atau bosan.

Baca Juga: Apakah Susah Mengunyah dan Menelan Makanan Termasuk Gangguan Perkembangan Anak Usia Prasekolah? Ini Penjelasannya

2. Belajar Menggenggam

Sebetulnya kemampuan menggenggam sudah dimulai sejak bayi, sekitar usia 8 bulan. Anak sudah bisa memegang objek dengan menggunakan seluruh telapak tangannya.

Tentunya kemampuan menggenggam ini terus berkembang secara bertahap. Di usia batita anak mulai belajar memegang alat-alat tulis dari yang ukurannya besar seperti krayon hingga yang kecil seperti pensil.

3. Belajar meremas

Anak batita pastinya senang melakukan aktivitas dengan meremas-remas bahan playdough, plastisin, kertas, bahkan tanah liat.

Di usia batita awal biasanya anak sekadar meremas dan belum bisa menghasilkan bentukan tertentu.

Di usia 2-3 tahunan mulai bisa memipihkan, menggulung, dan membentuk bulatan-bulatan bola meski masih sembarang dan belum rapi/bulat sempurna.

Baca Juga: Jangan Sepelekan Kegiatan #FamilyQuality Menggambar Bersama Si Kecil, Bisa Bermanfaat Buat Masa Depannya Cerah

4. Belajar memegang alat tulis

Awalnya berikan anak alat tulis berdiameter cukup besar tetapi tidak terlalu besar, misal- nya krayon berikut kertas untuk dicoret-coret. Jika si kecil sudah cukup menguasainya, pensil bisa diberikan. Anak akan semakin tertarik “menulis” setelah melihat hasil goresannya.

5. Latihan menggambar

Di usia batita, menggambar tidaklah menampilkan suatu bentuk representatif.

Gambar itu biasanya berupa goresan garis tunggal, garis bolak-balik, lingkaran, atau benang kusut.

Berikan kebebasan pada anak untuk menggambar apa pun sesuai dorongan motorik dan selanjutnya imajinasinya.