Cara Simpel Mengatasi Muka Berminyak dan Berjerawat Saat Hamil

By Ipoel , Rabu, 7 November 2012 | 23:00 WIB
Rajin membersihkan muka jadi cara simpel mengatasi wajah berminyak dan berjerawat saat hamil. (Pixabay/silviarita)

Nakita.id - Wajah akan tampak berminyak (kelihatan ‘mengilat' atau bersinar), terutama saat terkena sinar matahari.

Sekitar 50% ibu hamil akan mengalami peningkatan sirkulasi darah yang dapat menyebabkan pembuluh-pembuluh darahnya melebar, termasuk pori-pori kulit serta muara-muara kelenjar minyak pada kulitnya.

Kondisi inilah yang lantas memicu kelenjar-kelenjar minyak di kulit bekerja lebih ekstra dan membuat kulit wajah menjadi berminyak.

Baca Juga: Stop Buang Duit untuk Skincare Mahal, Ternyata Kecilkan Pori-pori di Wajah Cukup Pakai Dua Bahan Dapur Ini Saja

Berikut cara mengatasinya:

1. Membersihkan muka

Rajin membersihkan muka amat disarankan untuk mengatasi kondisi ini. 

Penggunaan losion pembersih atau cleanser sedikit banyak juga akan membantu menghilangkan kotoran pada wajah.

Kulit wajah yang tidak sering dibersihkan hanya akan mengkondisikan kotoran untuk menyumbat pori-pori kulit dan menimbulkan masalah baru, yaitu jerawat.

Bisa jerawat ringan hingga jerawat berat yang menyerupai bisul.

Pada saat hamil, kelenjar minyak pada kulit yang menghasilkan minyak lebih banyak dan pori-pori kulit yang juga lebih lebar, membuka peluang lebih besar terjadinya sumbatan akibat  kotoran yang ada.

Sekali lagi, kebiasaan membersihkan wajah, terutama saat di pagi hari dan malam sebelum tidur, menjadi penting untuk mencegah terjadinya/memperparah  jerawat. 

Baca Juga: Cara Menghilangkan Jerawat Meradang dalam Hitungan Menit, Modalnya Cuma Es Batu, Begini Cara Pakainya

2. Sabun atau obat

Pakailah sabun khusus muka atau sabun bayi yang biasanya memiliki kadar PH netral.

Penggunaan obat jerawat sebaiknya dikonsultasikan pada dokter kandungan dan dokter kulit untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.

Beberapa kandungan zat kimia yang ada pada obat jerawat dikuatirkan mempunyai efek teratogenik yang bisa menimbulkan kelainan bawaan berupa cacat menetap pada janin.