Apalagi bagi para wanita yang memiliki siklus menstruasi tidak teratur.
Pemeriksaan masa subur dilakukan dengan indikasi adanya kenaikan kadar hormon LH (luteinizing hormon).
Pemeriksaan dilakukan dengan alat uji masa subur berupa strip dengan menggunakan urine sore hari.
Pemeriksaan juga dapat dilakukan dengan pemeriksaan laboratorium darah untuk melihat bagaimana peningkatan kadar hormon LH dalam darah.
Hasil kadar LH melalui darah tentunya lebih akurat karena mengukur secara kuantitatif dibandingkan melalui urine yang menggunakan metode kualitatif.
Hanya saja pemeriksaan kadar hormonal melalui darah ini tak cukup dilakukan sekali seperti halnya tes kehamilan, melainkan perlu diperiksa setiap hari berturut-turut selama seminggu hingga diperoleh angka positif yang menandakan akan terjadinya ovulasi.
Bisa dalam waktu 36-48 jam ke depannya ovulasi akan terjadi.
Kondisi ini terkadang menimbulkan ketidaknyamanan, karena pengambilan darah perlu dilakukan berkali-kali.
Untuk itulah pemeriksaan lewat urine bisa menjadi alternatif yang praktis dan mudah sebagai alat uji masa subur karena bisa dilakukan di mana saja.
Selain itu, juga dapat mendeteksi secara cepat, tepat dan terpercaya. Contoh, jika siklus menstruasi ibu adalah 27 hari, maka tes uji masa subur dilakukan pada hari ke-10.
Cara menentukan hari kesepuluh misalnya tanggal 3 adalah hari pertama menstruasi maka ditambahkan dengan 10 hasilnya 13. Kemudian dikurangi satu hari.
Maka hasilnya 12, jadi, tes kesuburan dimulai pada tanggal 12 bulan terakhir menstruasi.
Lakukan pengujian antara pukul 10.00-20.00 dan dua jam sebelum melakukan tes kurangi asupan cairan karena bisa memengaruhi hasil.
Jika pada alat tes muncul perubahan warna, ovulasi akan terjadi dalam 24-48 jam berikutnya.