5 Cara Menjawab Pertanyaan Anak, Bisa Ditunda Atau Mencari Bersama

By Ipoel , Selasa, 26 Juni 2012 | 21:00 WIB
Orangtua harus tahu cara menjawab pertanyaan anak. (Pixabay)

Nakita.id - Dalam masa kanak-kanak, maka akan akan banyak berbicara dan bertanya. Lalu kada orangtua bingung menjawabnya.

Yang pasti harus diingat adalah orangtua harus menghindari memberikan jawaban asal-asalan/mengada-ada hanya agar anak cepat selesai dan berhenti bertanya.

Jawaban yang mengada-ada akan membuat anak semakin penasaran, sehingga ia akan terus memburu dengan pertanyaan lanjutan. Akibatnya, orangtua boleh jadi akan kelimpungan atau bahkan harus menyiapkan jawaban mengada-ada lainnya.

Baca Juga: Apakah Urutan Kelahiran Anak Mempengaruhi Karakternya? Penting Untuk Hindari Stereotip

Bahkan, ada kemungkinan anak berhenti bertanya pada hari itu, tapi esoknya ketika materi tersebut kembali diingatnya, anak dapat melontarkan kembali pertanyaan yang sama. Kebohongan demi kebohongan pun terpaksa dilakukan orangtua. Lebih repot lagi jika jawaban yang salah ini dijadikan acuan anak. 

Berikut cara memberikan jawaban:

1. Berikan jawaban faktual

Idealnya, jawaban yang diberikan atas pertanyaan anak adalah yang faktual alias berdasarkan fakta yang ada.

2. Bersikap jujur

Bila orangtua benar-benar tidak tahu jawaban yang bersifat faktual, sebaiknya jujur dengan mengatakan, saat ini orangtua tidak mengetahui jawabannya.

3. Menunda jawaban

Boleh juga orangtua menunda jawaban. Setelah orangtua mendapatkan informasi yang tepat dan akurat, barulah jawaban diberikan.  Perilaku menunda jawaban juga dapat dilaksanakan ketika orangtua merasa kaget dan tidak siap memberikan jawabannya. Ini kerap terjadi pada pertanyaan-pertanyaan yang “berbau” seks (sex education). Pertanyaan seputar seks bisa jadi muncul pada rentang usia ini. Nah, sebaiknya jawabannya yang diberikan tidak perlu mendalam.

4. Bersama-sama mencari jawabannya

Selain menunda jawaban, untuk menyiasati menjawab pertanyaan anak yang sulit, juga bisa dilakukan dengan mengajak anak bersama-sama mencari jawabannya. Entah lewat ensiklopedia, berkunjung ke perpustakaan, atau surfing di dunia maya.

Baca Juga: Meski Sudah Cerai, Dads Masih Perlu Berperan Sama dalam Mengasuh Si Kecil, Ini Tipsnya

Kegiatan ini sekaligus dapat menumbuhkan rasa ingin tahu, menciptakan kebiasaan yang baik dengan mencari jawaban sendiri, serta menjalin kedekatan orangtua dan anak.

5. Jangan jadikan tameng

Penting diingat, perilaku menunda jawaban sebaiknya tidak menjadi “tameng pelindung” bagi orangtua setiap kali anak bertanya. Karena malas menjawab, orangtua dengan entengnya berkata, “Jawabannya nanti saja, ya” atau “Maaf, Mama tidak tahu jawabannya.” Padahal orangtua tahu dan memiliki kesempatan untuk menjawab.  Jika itu terjadi, bisa-bisa anak kehilangan kepercayaan karena orangtuanya tidak tahu apa-apa. Anak pun jadi malas bertanya lagi.