10 Faktor Penghambat Perkembangan Janin

By Julie Erikania, Minggu, 19 Maret 2017 | 03:00 WIB
10 Faktor Penghambat Perkembangan Janin (je)

Nakita.id – Perkembangan janin berlangsung dalam tiga tahapan, yaitu tahap pre-embrionik (berawal dari pertemuan sel sperma dan sel telur hingga terjadinya proses nidasi atau tertanamnya bakal janin pada dinding rahim, usia kehamilan 4—5 minggu); tahap embrionik (proses pembentukan organ, usia kehamilan 5—10 minggu), dan tahap fetus (masa penyempurnaan organ, usia kehamilan 10 minggu sampai persalinan terjadi).

Nah, agar janin di rahim Ibu dapat tumbuh dan dan berkembang optimal, sangat penting untuk meniadakan faktor penghambatnya. Untuk itu, kenali 10 faktor penghambat perkembangan janin berikut ini, Bu! Penghambat Tahap Pre-embrionik 1. Ketidaksempurnaan pada janin di tahap ini dapat meningkatkan kejadian keguguran atau tidak berkembangnya bayi. Kelainan kromosom, infeksi, hingga faktor gizi bisa menghambat proses ini hingga menimbulkan keguguran dan kematian mudigah (kematian bakal janin di kandungan yang diduga karena adanya masalah kelainan kromosom sehingga perlu dilakukan tindakan kuretase).

2. Kurangnya asupan asam folat akibat terlambat mengonsumsi asam folat selama kehamilan dapat meningkatkan risiko cacatnya tempurung kepala dan tulang punggung bayi. Selain itu, infeksi aktif toksoplasma berpotensi menimbulkan cacat hingga keguguran.

3. Obesitas meningkatkan proses peradangan pada sel-sel tubuh. Hal ini meningkatkan produksi radikal bebas yang juga berpotensi menimbulkan gangguan pada saat proses nidasi.

4. Penyakit tertentu dalam kehamilan dapat menimbulkan cacat janin, sehingga pemberian vaksinasi, seperti varicella dan MMR (Measles, Mumps, Rubella) perlu diberikan kepada pasutri yang sedang merencanakan kehamilan. Penghambat Tahap Embrionik 5. Kekurangan ataupun kelebihan gizi yang dibutuhkan di tahap ini (seperti: asam folat, AA/DHA, zink, magnesium, kalsium, fosfor, zat besi, tembaga, dan vitamin lain, seperti vitamin A, B, dan D) dapat meningkatkan risiko kecacatan pada bayi. Contoh, vitamin A berlebih dapat bersifat teratogenik atau menimbulkan cacat pada bayi, sementara kekurangan asam folat dapat menimbulkan kecacatan pada tempurung kepala dan tulang punggung. Beberapa hal lain, seperti penyakit autoimun dan infeksi pada mamil, dapat pula membahayakan pertumbuhan janin.

6. Pada masa ini kehamilan memerlukan hormon-hormon penting untuk menyokongnya, yang terpenting adalah progesteron. Kekurangan hormon progesteron akan menimbulkan terjadinya keguguran pada trimester pertama. Penghambat Tahap Fetus 7. Demam yang dialami ibu hamil dapat meningkatkan beberapa risiko pada bayi, seperti: autisme dan kematian. Karena itu, Bu, selalu waspadai demam dalam kehamilan dan segera ke dokter bila Ibu mulai merasakan peningkatan suhu tubuh di atas normal.

8. Infeksi dalam kehamilan, seperti: campak, campak jerman, dan cacar air, sering kali berdampak pada bayi. Vaksinasi sebelum kehamilan menjadi salah satu cara untuk mencegahnya. Bahkan, saat ini vaksin influenza juga boleh diberikan pada ibu hamil. Beberapa infeksi menular seksual, seperti: chlamydia, trichomoniasis, dan bacterial vaginosis, bisa menular kepada janin atau menimbulkan pertumbuhan janin terlambat.

Ibu perlu mewaspadainya mengingat infeksi menular seksual kadang tanpa disertai gejala sama sekali, sehingga hanya tindakan kultur (laboratorium) dan atau pemeriksaan darah yang bisa dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya infeksi tersebut.

9. Keputihan merupakan salah satu bentuk infeksi dan berpotensi membahayakan janin. Keputihan saat hamil bisa dibilang normal selama tak disertai perubahan bentuk, warna, jumlah, bau, dan gatal. Penyebabnya sangat bervariasi, mulai infeksi bakteri, virus, hingga jamur. Keputihan sebaiknya diperiksa di laboratorium (kultur) sebelum dilakukan pengobatan agar dapat diberikan obat sesuai jenis kumannya.

10. Pola hidup tak sehat dan masalah lain, semisal, kelainan autoimun, dapat menurunkan fungsi plasenta. Dampak dari penurunan fungsi plasenta sebelum waktunya akan menghambat tumbuh kembang janin. Untuk mengetahui ada-tidaknya penurunan fungsi plasenta dapat dicek dengan USG sejak akhir trimester ke-2 kehamilan. Selain mengenali 10 faktor penghambat perkembangan janin tersebut, Ibu sebaiknya juga memahami lebih detail mengenai tiga tahap perkembangan janin dan apa yang harus dilakukan untuk mendukung perkembangan janin agar optimal.

Narasumber: Dr. Ivander Utama, F.MAS, SpOG, dari RS Bunda, Menteng (Isma Anggritaningsih)