Tabloid-Nakita.com – Banyak pria yang khawatir mengenai sperma. Sebab, kualitas sperma juga sangat berpengaruh atas keberhasilan kehamilan. Salah satu masalah yang kerap ditemui adalah sperma terlalu encer. Kondisi ini dianggap dapat menganggu proses kehamilan. Apakah hal ini benar?
Baca juga: Sperma berkualitas baik, ini tipnya!
Beberapa ahli hinga penelitian memang belum ada yang menegaskan bahwa tingkat encer atau kentalnya sperma dapat terkait dengan kesuburan. Sperma mengandung enzim, fruktosa dan sel sperma. Warna putih sperma muncul dari kandungan protein. Padahal, protein tidak langsung berpengaruh pada kesuburan. Banyak orang berpikir bahwa cairan pra-ejakulasi merupakan sperma. Padahal hal ini hanya bertindak sebagai pelumas untuk memudahkan proses ejakulasi.
Baca juga: 5 makanan penyubur sperma
Terdapat beberapa fakta yang kerap dianggap salah mengenai sperma terlalu encer. Sperma yang encer juga tidak berarti menunjukkan jumlah sperma yang rendah. Tingkat kental atau encernya cairan sperma sama sekali tidak berpengaruh terhadap jumlahnya. Salah satu faktor yang memengaruhi sperma terlalu encer adalah pola makan. Jika tidak makan cukup protein, sperma sangat mungkin menjadi encer.
Baca juga: Bersepeda dapat menurunkan kualitas sperma?
Kualitas sperma dapat disebabkan oleh infeksi atau penyakit tertentu seperti diabetes dan infeksi prostat. Kondisi ini memang dapat memengaruhi kualitas sperma. Bahkan, obat-obatan juga dapat berpengaruh pada sperma. Masalah penyumbatan di area genital juga dapat berpengaruh pada jumlah produksi sperma.Masalah pada sperma justru dapat diidentifikasi dari bau. Jika sperma memiliki bau yang tidak sedap artinya terdapat infeksi. Faktor lain yang memengaruhi adalah frekuelnsi ejakulasi. Sangat mungkin Papa yang terlalu banyak melakukan ejakulasi memiliki sperma terlalu encer.
Itu dia beberapa fakta seputar sperma terlalu encer. Papa tak perlu khawatir mengenai kondisi ini. Namun, Papa juga perlu menjaga kesehatan sperma seperti menghindari menggunakan celana yang ketat dan memberikan air atau suhu tinggi di area genital. Bahkan, dehidrasi juga dapat berpengaruh pada kondisi sperma.