Menurut Anna Freud, bentuk permainan yang sesuai untuk anak usia 3-18 bulan adalah body play, alias aneka permainan yang melibatkan aktivitas fisik, seperti cilukba, memanjat bantal, menggulirkan bola.
Sedang menurut Piaget permainan yang sesuai untuk anak usia 3-18 bulan adalah yang merangsang sensory-motor serta spontaneous play alias permainan spontan. Selain aneka bentuk permainan, yang tak kalah penting adalah mainan yang digunakan.
Sesuai tahapan perkembangan anak, untuk anak usia di bawah 12 bulan, mainan yang sesuai adalah rattles (mainan kerincingan), teething ring (mainan gigit-gigitan),music box (mainan yang mengeluarkan suara musik), dan sebagainya.
Baca Juga: 5 Manfaat Bermain Puzzle untuk Anak, Bisa Buat Produktivitas Si Kecil Meningkat
Hal penting yang harus diperhatikan selanjutnya adalah perilaku caregiver alias orang dewasa yang menemani anak bermain. Sering kali karena beranggapan anak masih bayi, caregiver asal menemani saja, bahkan sering kali bayi dibiarkan asyik bermain sendiri sementara caregiver di dekatnya melakukan aktivitas lain seperti membaca koran atau menonton teve.
Yang seperti ini tentu hasilnya tidak akan maksimal. Sebab di usia 1-3 bulan, bayi sudah mampu mengenali suara dan wajah orangtua, serta merespons senyuman dan sudah dapat dilibatkan dalam permainan.