Waspada! Inilah Bahayanya Kekurangan atau Kelebihan Air Ketuban

By Finna Prima Handayani, Senin, 11 Juni 2018 | 10:55 WIB
bahaya kelebihan atau kekurangan air ketuban ()

Nakita.id - Air ketuban ialah sebuah cairan yang mengelilingi janin ketika berada di dalam rahim.

Cairan ini memberikan banyak manfaat untuk pertumbuhan dan perkembangan janin.

Sumber dari air ketuban ini yaitu dari kencing janin, plasenta, tali pusat, dan sekresi dari epital amnion.

Meski sebagian besar dari kencing janin, tetapi air ketuban tentunya berbeda dengan air kencing.

Tahukah Moms jika cairan ketuban ini berwarna putih, berbau amis, dan berasa manis.

BACA JUGA: 5 Hal Ini Membuat Jumlah Air Ketuban Sedikit

Cairan ketuban yang cukup tersedia dan tak berwana keruh akan menjamin kecupukan nutrisi dan oksigen untuk janin.

Dengan demikian Moms harus memastikan cairan ketuban tidak boleh kurang, di mana menurut buku Nakita, cairan ketuban dikatakan kurang (oligohidramnion) bila volumenya di bawah 500 cc.

Oligohidramnion dapat berisiko pada pertumbuhan janin yang terhambat, bahkan parahnya yaitu janin meninggal sebelum dilahirkan.

Sesaat setelah dilahirkan pun sangat mungkin bayi bersiko tidak segera bernapas secara spontan dan teratur.

Itulah ancaman apabila kekurangan cairan ketuban saat kehamilan, tapi tak hanya kekurangan, kelebihan cairan ketuban pun berbahaya.

BACA JUGA: Kebiasaan Sederhana Ibu Hamil yang Dapat Cegah Cairan Ketuban Rendah

Cairan ketuban berlebih (polihidramnion/hidramnion) atau istilah awamnya kembar air, bisa meningkatkan risiko kelahiran prematur.

Selain itu, hidramnion pun berisiko perdarahan pascapersalinan, lepasnya plasenta, bahkan kematian janin di kandungan.

Gejala yang dapat Moms rasakan ketika mengalami hidramnion adalah ukuran rahim lebih besar daripada usia kehamilan.

Lalu, Moms mengalami sesak napas dan kesulitan merasakan gerakan janin.

BACA JUGA: Jumlah Cairan Ketuban Moms Sedikit? Lakukan Pencegahan dengan Cara Ini

Bila mengalami gejala-gejala seperti itu, sebaiknya Moms segera menghubungi dokter untuk melakukan pemeriksaan USG.

Dengan melalui pemeriksaan USG akan dapat terdeteksi adanya kembar air.

Apabila sudah diketahui, maka dengan segera Moms harus diobati untuk mengatasi kembar air.

Namun, bila setelah diobati, air ketuban tak juga berkurang atau malah bertambah terus, akan dilakukan tindakan pengurangan jumlah cairan ketuban dengan cara amniosentesis.

BACA JUGA: Jangan Panik, Segera Lakukan Ini Jika Ketuban Pecah Sebelum Waktunya!