Pentingnya Pemeriksaan Laboratorium Trimester 1, Cegah Penyakit-penyakit ini!

By Finna Prima Handayani, Senin, 11 Juni 2018 | 15:45 WIB
pemeriksaan laboratorium pada trimester pertama (iStock)

Nakita.id - Trimester pertama merupakan masa kritis dari pertumbuhan janin, maka dari itu Moms harus melakukan beberapa pemeriksaan.

Di antaranya adalah melakukan pemeriksaan laboratorium, yang mana Moms harus melakukan pemeriksaan urin lengkap dan darah rutin.

Pemeriksaan urin lengkap bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya infeksi saluran kemih (ISK).

Sebab, penyakit ISK ini cukup berbahaya untuk untuk Moms hamil ataupun sang janin.

BACA JUGA: Hamil Bukan Alasan Jadi Malas, Lakukan 5 Olahraga Ini di Trimester 1 dan 2

Sedangkan pemeriksaan darah rutin antara lain pemeriksaan hemoglobin (Hb) untuk mengetahui ada atau tidak anemia pada Moms hamil.

Kemudian, pemeriksaan hematokrit (Ht) untuk melihat ada atau tidak kesesuaian dengan kadar Hb, konsentrasi volume cairan darah dan jumlah sel darah.

Lalu cek trombosit untuk mendeteksi gangguan sistem pembekuan darah atau pada penyakit yang merusak trombosit seperti demam berdarah.

Serta ketidaksesuaian golongan darah dan rhesus, deteksi diabetes, hepatitis B, TORCH, dan sindrom ACA.

BACA JUGA: Begini Perkembangan Normal Janin Trimester Pertama Hingga Ketiga, Catat Moms!

Nah Moms, bersumber dari buku Nakita, inilah penjelasan lebih lanjut mengenai penyakit-penyakit yang dideteksi pada saat pemeriksaan laboratorium.

1.Infeksi Saluran Kemih

Hormon kehamilan membuat otot-otot polos kandung kencing tidak mudah berkontraksi.

Akibatnya pengosongan kandung kencing jadi tidak optimal, sehingga terdapat sisa kencing di dalam kandung kencing.

Kondisi organ intim yang kurang bersih atau cara membersihkan yang salah bisa membuat saluran kemih tercemar.

ISK dapat menyebabkan kelahiran prematur, keguguran, hingga kematian janin.

BACA JUGA: Bayi Jarang Bergerak di Kandungan, Waspada Penyakit Kehamilan Ini

2.Anemia

Penyakit ini bisa dimulai sejak sebelum kehamilan atau baru muncul setelah kehamilan berlangsung.

Jika sebelum hamil sudah anemia, maka di saat hamil akan tambah berat, anemia yang sering dialami oleh ibu hamil adalah defisiensi/kekurangan zat besi.

Penyakit ini dapat menyebabkan keguguran, kelahiran prematur, BBLR, dan kemungkinan cacat bawaan.

3.Diabetes

Jika baru muncul saat kehamilan, disebut dengan diabetes semasa kehamilan, karena itu bisa hilang setelah melahirkan, meski bisa juga menjadi parah bila tak terdeteksi.

Yang jelas, baik diabetes semasa kehamilan maupun sejak sebelum hamil, berdampak berbahaya.

BACA JUGA: Kenali Gangguan Kehamilan Mual dan Muntah dan Cara Mencegahnya

Seperti kelahiran bayi di atas 4 kilogram, kematian janin yang kerap terjadi di usia kehamilan 34-36 minggu, dan kecacatan multipel organ atau tidak ada tempurung kepala, sumsum tulang belakang tak tertutup, tidak ada lobang dubur, kelainan jantung, ginjal, dan saraf.

4.Hepatitis B

Peradangan pada hati yang disebabkan infeksi virus hepatitis B ini bila diderita ibu hamil pada trimester pertama dapat mengakibatkan keguguran.

Sedangkan bila kejadiannya di trimester kedua dan ketiga, dapat menyebabkan kelahiran prematur.

Juga bisa terjadi infeksi vertikal atau penularan dari ibu ke bayinya, untuk itu hepatitis B bisa dicegah dengan pemberian vaksinasi sebelum kehamilan terjadi.

BACA JUGA: Diabetes, Rambut Rontok,Radang Sendi Hilang Dengan 1 Bahan Ini!

5.Sindrom ACA (Anticardiolipin)

Penyakit ini sering juga disebut dengan Antiphospholid Syndrome (APS), sindrom Hughes, atau sindrom darah kental adalah penyakit autoimun yang menyebabkan darah lebih kental dan mudah membeku.

Akibatnya, aliran darah yang membawa makanan dan oksigen ke plasenta menjadi kurang lancar, sehingga janin akan gugur pada periode embriologi.

Jikapun mampu bertahan, umumnya lahir prematur atau setidaknya berat bayi lebih rendah, atau bahkan meninggal begitu lahir atau malah masih di kandungan.

BACA JUGA: Apa itu Sindrom ACA?