Nakita.id - Diabetes pada anak merupakan satu masalah kesehatan yang paling serius di abad ini, penyebabnya bukan hanya masalah gen, tapi juga faktor lingkungan, pola makan, dan aktivitas.
Oleh karena itu, deteksi dini dan penanganan yang tepat sangat diperlukan.
World Diabetes Foundation (WDF) menyarankan untuk mencurigai diabetes pada anak jika menunjukan gejala klinis 3P dan kadar gula darah (GD) di atas 200 mg/dl.
BACA JUGA:Bikin Iri! Intip Keseruan Titi Rajo Bintang Rayakan Lebaran di Alaska
Gejala 3P adalah polifagi (sering makan karena rasa lapar yang berulang), polidipsi (sering minum karena rasa haus yang berulang), dan poliuri (sering kencing, termasuk mengompol pada malam hari pada anak yang biasanya sudah tidak mengompol, atau pamit kencing berulang saat jam pelajaran di kelas).
Sedangkan GD yang tinggi menyebabkan molekul gula terdapat di dalam air kencing, yang normalnya tak mengandung gula.
Karena itulah kenapa diabets dinamai penyakit kencing manis.
BACA JUGA:Cek! Ini Jadwal Operasional Bank Paska Lebaran Tanggal 18-20 Juni 2018
Diabetes pada anak umumnya tipe 1, yaitu pankreas rusak dan tak lagi mampu memproduksi insulin dalam jumlah memadai yang dibutuhkan oleh tubuh.
Kalau pada dewasa tipe 2, yaitu terjadi kerusakan sel tubuh meskipun insulin sebenarnya tersedia memadai.
Untuk diketahui, fungsi insulin yang dihasilkan pankreas adalah untuk mentransfer glukosa darah ke dalam sel sehingga glukosa dapat digunakan sebagai sumber energi.
BACA JUGA:Hindari Macet Arus Balik dengan 5 Aplikasi Ini, Perjalanan Nyaman