Waspada! Bayi 6 Bulan Terkena Stroke, Ternyata Dialami di Kandungan!

By Fita Nofiana, Senin, 9 Juli 2018 | 20:28 WIB
()

Nakita.id - Stroke memang salah satu penyakit yang menjadi momok banyak orang terutama di usia lanjut.

Tapi, stroke nyatanya bisa terjadi pada seorang bayi, seperti yang terjadi pada bayi asal Hartsville, South Carolina, Amerika Serikat.

Ketika Denise Tedder (ibu dari bayi) merasa ada yang aneh saat mengandung anaknya.

BACA JUGA: Mungkin Karena Ilmu Hitam, 10 Jarum Ditemukan di Tubuh Bayi 9 Bulan Ini

 Merasa khawatir, Tedder kemudian menjalani plasmapheresis, prosedur yang menghilangkan plasma dari sel-sel darah, dan terapi imunoglobulin, untuk memperkenalkan antibodi untuk membantu mencegah infeksi.

Janin dalam perutnya itu kemudian diberi darah melalui tali pusar Tedder, yang dikenal sebagai transfusi darah janin.

Saat anaknya, Cannon lahir ia merasa bahagia karena terlahir seperti bayi pada umumnya.

"Beratnya 2,3 kg dan menangis layaknya bayi normal, itu adalah hal terbaik," kenangnya.

Cannon dipantau di unit perawatan intensif neonatal Novant Health selama dua minggu karena masalah makan, serta untuk menerima lebih banyak transfusi darah.

Tapi secara keseluruhan, menurut Tedder, putranya adalah bayi yang sehat.

Sampai akhirnya dia menyadari sesuatu yang tidak biasa pada putranya terjadi di waktu enam bulan

"Dia mengepalkan tanganya, menyelipkan ibu jari ke dalamnya dan dokter menyadari keanehan itu," kata Tedder kepada Fox News.

Tedder dan suaminya, Dustin, membawa putra mereka ke spesialis saraf yang kemudian melakukan X-ray dan melakukan beberapa tes, menentukan bahwa putra mereka kemungkinan besar menderita stroke.

BACA JUGA: Termasuk Nasi, Ini 6 Makanan Sehat yang Bahaya Jika Dikonsumsi di Waktu Salah

"Kami pikir, kami telah paham jika anak kami tak menderita stroke, ia juga tak pernah mengalami kejang, dan bayi tidak mungkin stroke" ungkapnya.

Orang tua bisa merasakan hal yan rasa sakit ketika dokter menunjukkan hasil "mengerikan" dari MRI milik Cannon di mana menunjukkan seluruh sisi kiri otaknya rusak.

"Bukan hanya dia menderita stroke, itu stroke besar. Cukup besar untuk membunuh lelaki dewasa," kata Tedder.

"Sisi kiri otaknya tampak hitam dan kosong," kata Tedder menggambarkan.

Sekitar 14 bulan kemudian, mereka mendapat diagnosis resmi Cannon.

"ia mengalami hemiparesis, yang merupakan kelemahan dari satu sisi tubuh," tambahnya.

Tedder menjelaskan, transfusi darah janin yang dilakukan saat ia hamil ternyata tidak ada hubungannya dengan stroke yang diderita oleh putranya.

"Sisi kanannya terpengaruh. Stroke terjadi di otak sebelah kirinya. Dan dia memiliki cerebral palsy ringan," terangnya.

Tedder mengatakan dia memutuskan untuk berbagi cerita Cannon dengan harapan orangtua lain akan melihat tanda-tanda stroke pada anak-anak mereka bahkan lebih awal daripada yang dia lakukan.

Sekarang Cannon sudah berusia 2 tahun, putranya menjadi anak yang cukup berkembang.

Ia menjalani terapi okupasi dua kali seminggu, terapi fisik seminggu sekali dan terapi bicara seminggu sekali.

Baru-baru ini Cannon menyelesaikan terapi gerakan yang diinduksi kendala selama tiga minggu, di Children's's Hospital of Alabama.

Menurut American Stroke Association, stroke adalah salah satu dari 10 penyebab kematian untuk anak-anak berusia 19 tahun ke bawah.

BACA JUGA: Belasan Hari Terjebak di Gua, Tim Sepak Bola Remaja Ini Dapat Pesan Haru dari Orangtua

 "Stroke dapat, akan dan bisa terjadi pada bayi yang belum lahir, bayi atau anak-anak. Ada beberapa perempuan yang sudah hamil dan melahirkan sempurna, namun anak-anak mereka masih mengalami stroke," kata Tedder.