Diare Pada Bayi: Penyebab, Gejala, Penanganan dan Pencegahannya

By Ipoel , Selasa, 12 Februari 2013 | 02:00 WIB
Kenali penyebab, gejala dan penanganan diare pada bayi. (Pixabay/Ben_Kerckx)

Nakita.id - Diare merupakan salah satu penyakit utama pada bayi juga anak di Indonesia.

Tanpa bermaksud menakut-nakuti, diare pada bayi dapat berakibat fatal bila tak ditangani dengan baik.

Berikut penyebab, gejala dan penanganan diare pada bayi.

1. Penyebab

Rotavirus yang mengganggu saluran pencernaan.

2. Gejala

a. Yang paling umum adalah frekuensi buang air besar lebih dari tiga kali sehari; terjadi perubahan konsistensi atau bentuk feses, biasanya padat/keras menjadi cair dan berbau asam; dan perut kembung.

Kadang tampak kemerahan pada bagian anus karena feses mengiritasi kulit bagian tersebut.

b. Bayi tampak rewel, selalu haus, air seninya berkurang/sedikit, kalau menangis tak ada air mata, berat badan turun, kulit perutnya "berlipat-lipat" karena kurang cairan/elastisitas kulit berkurang.

Baca Juga: Harus Segera Dimusnahkan atau Bisa Berisiko Bagi Satu Keluarga, Siapa Sangka Lalat Berbahaya Bagi Kesehatan

Bila diamati lebih lanjut, ubun-ubun bayi juga cekung.

c. Yang dikhawatirkan bila terjadi dehidrasi karena bayi bisa mengalami syok yang akhirnya menyebabkan kematian.

3. Penanganan

Karena penyebab diare akut/diare mendadak tersering adalah virus, maka diare akan sembuh dengan sendirinya setelah beberapa hari.

Yang penting dilakukan adalah:

a. Mengatasi kehilangan cairan tubuh dengan memberikan bayi banyak minum atau ASI, makanan bergizi, dan cukup istirahat.

b. Bila si kecil mengonsumsi susu formula, ganti susunya dengan susu rendah laktosa atau free lactose terutama pada kasus diare berat. Ini karena diare menyebabkan intoleransi laktosa.

Bila diare sudah teratasi, boleh diganti dengan susu yang biasa dikonsumsi.

Baca Juga: Ini Dia Makanan yang Baik untuk Dikonsumsi Saat Diare, Apa Saja Ya?

c. Jangan memberikan obat pemampat feses karena kuman tidak mati dan malah akan berkumpul di usus.

d. Bayi juga dapat diberikan vaksin untuk mencegah terserang rotavirus, meski vaksin ini belum digunakan secara luas/umum karena pertimbangan harga yang relatif mahal.

4. Pencegahan

a. Sering-seringlah melap tangan si kecil agar tetap terjaga kebersihannya. Apalagi bila si kecil suka memasukkan jemari tangannya ke mulut.

b. Jaga kebersihan makanan pendamping ASI (MPASI) buat si kecil. Cegah kontaminasi atau pencemaran makanan oleh serangga seperti lalat, kecoak ataupun tangan kita yang kotor.

c. Air minum yang diberikan harus bersih dan matang. Hindari sumber air tercemar.

d. Jaga kebersihan peralatan makan yang digunakan, baik itu botol susu, sendok, gelas, piring, dan lainnya. Selalu sterilisasi alat-alat tersebut sebelum digunakan.

e. Berikan ASI eksklusif karena mengandung antirotavirus sehingga daya tahan tubuh si kecil semakin kuat.