Perempuan Lebih Mungkin Meninggal Saat Terkena Serangan Jantung!

By Soesanti Harini Hartono, Jumat, 27 Juli 2018 | 18:56 WIB
Mayoritas perempuan rentan mengalami kematian saat serangan jantung karena kurangnya perawatan yang memadai. (Thinkstock)

Nakita.id.- Di belahan dunia manapun, ancaman kematian akibat penyakit jantung masih menjadi momok.

Bagi para pekerja medis, serangan jantung merupakan salah satu masalah kesehatan yang sangat umum terjadi, bahkan di Australia saja, tercatat ada 22 orang yang meninggal akibat serangan jantung setiap hari.

Tapi yang mengejutkan, banyak dari mereka yang meninggal dunia adalah perempuan.

Kesimpulan tersebut dimuat dalam jurnal medis Medical Journal of Australia yang terbit Juli 2018.

BACA JUGA: Top Model Gigi Hadid Berjuang Melawan Hashimoto, Penyakit Autoimun Yang Bisa Sebabkan Gagal Jantung!

Dari sekitar 2898 pasien yang terdiri dari 2183 laki-laki dan 715 perempuan yang menderita serangan jantung ST-elevation myocardial infarction atau STEMI,

mayoritas perempuan dianggap tidak mendapatkan perawatan yang sama seperti laki-laki bahkan tidak mendapatkan resep obat yang sesuai.

Padahal STEMI sendiri menyumbang sekitar 20% dari semua kejadian serangan jantung di seluruh dunia.

Kata para peneliti, hal tersebut bisa saja terjadi akibat adanya bias di institusi medis dan pekerja perawatan kesehatan yang menganggap perempuan tidak mungkin meninggal, karena serangan jantung.