Tak Hanya Nutrisi, Tinggi Pendek Badan Anak Dipengaruhi oleh Hormon ini

By Fadhila Auliya Widiaputri, Jumat, 27 Juli 2018 | 19:36 WIB
Pertumbuhan anak tidak hanya dipengaruhi masalah nutrisi tetapi juga Growth Hormone Deficiency atau GHD (iStock )

Nakita.id - Saat berbicara masalah tumbuh kembang anak, sering kali kita berbicara masalah nutrisi.

Padahal kenyataannya tidak hanya itu Moms.

Ada pula masalah lainnya yang dapat mempengaruhi tumbuh kembangnya, salah satunya yakni Growth Hormone Deficiency atau GHD.

BACA JUGA: Kenali Tiroiditis Pascapartum, Gangguan Tiroid Setelah Melahirkan

Ahli endokrinologi anak Dr dr Aman Bhakti Pulungan SpA(K) FAAP mengatakan bahwa GHD muncul ketika tubuh anak tidak mampu menghasilkan hormon pertumbuhan yang cukup untuk proses pertambahan ukuran tubuh sesuai usianya.

Padahal melalui hormon inilah anak dapat tumbuh tinggi.

"Hormon ini diproduksi oleh kelenjar pituitari (kelenjar kecil di dalam otak), yang mengalir di dalam darah ke seluruh tubuh untuk membantu manusia menjalankan fungsinya secara kompleks, khususnya pertumbuhan," kata dr Aman dalam acara Media Briefing 'Mengenal Masalah Pendek pada Anak' di Restoran Seribu Rasa Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (26/7).

BACA JUGA: Moms, Inilah Alasan Mengapa Rambut Bisa Rontok Saat Dikemoterapi

Anak-anak dengan GHD biasanya akan mengalami pertumbuhan yang lebih lambat dibandingkan anak-anak lain seusianya.

Dr Aman mengatakan bahwa pada umumnya mereka akan mengalami keterlambatan pertumbuhan hingga 2 inci atau 5.08 cm per tahun.

"Mereka terlihat lebih gemuk dan muda untuk usianya. Perkembangan tulang yang lemah di tengah wajah juga merupakan pertanda hormon pertumbuhan yang tidak mencukupi.

Walaupun bukan penyakit keturunan, tapi sejumlah kecil kasus GHD ditemukan pada kakak beradik," jelasnya.

BACA JUGA: Dinding Dilapisi Ornamen Mirip Kulit Buaya, Begini Uniknya Rumah Ivan Gunawan

Dr Aman menegaskan bahwa GHD harus dideteksi sedini mungkin sebab jika penanganan terlambat diberikan maka akan sulit bagi anak untuk mengejar ketinggalan tinggi tubuh yang ideal sesuai usianya.

Anak dengan GHD yang tumbuh menjadi dewasa akan mengalami perubahan fungsional yang tidak spesifik seperti perubahan kesehatan fisik dan mental, fungsi jantung, dan parameter metabolik.

Adapun orang dewasa dengan GHD akan memiliki kemungkinan mengalami tingkat energi dan libido yang rendah dibandingkan dengan orang dewasa normal lainnya.

"Dengan perkembangan sains dan teknologi dalam bidang kesehatan, GHD sudah dapat diterapi dengan recombinant human growth hormone (r-hGH) yang identik dengan somatotropin yang diproduksi di kelenjar pituitari," ujar dr Aman.

Ia juga menegaskan bahwa gangguan GHD berbeda dengan masalah gizi.

Dimana anak GHD memiliki masa pengobatan atau terapi yang signifikan yaitu antara usia 3 tahun sampai pubertas.

"Oleh karena itu penting bagi orangtua untuk jeli melihat setiap fase pertumbuhan anaknya. Lihat penyebab masalah petumbuhannya. Jangan sampai dia mengalami GHD tetapi dikira stunting jadi terus diberi makan hingga akhirnya justu obesitas dan hipertensi," tegasnya.

BACA JUGA: Sederhana, Cemilan Nastusha Ini Ternyata Bisa Cegah Kanker Hingga Meningkatkan Fungsi Otak