Saat ketuban pecah memang tak dapat dipungkiri bila Moms akan merasakan kecemasan yang luar biasa.
Sebab Ketuban Pecah Dini (KPD) berbahaya bagi janin sebab cairan ketuban dapat keluar habis atau tali pusat ikut keluar serta terjepit di antara badan janin dan jalan lahir.
Biasanya hal ini terjadi ketika ibu hamil mengalami trauma (terjatuh/terbentur di bagian perut sehingga kantong ketuban robek, lemahnya mulut rahim sehingga tak bisa menahan kehamilan, atau ketegangan rahim yang berlebihan.
Selain itu KPD bisa juga disebabkan oleh kelainan letak janin (sungsang atau melintang), kelainan bawaan dari selaput ketuban, maupun infeksi yang kemudian menimbulkan proses biomekanik pada selaput ketuban sehingga memudahkan ketuban pecah.
BACA JUGA: Bukan Hanya Syahrini, Ini Daftar Tiket Konser Termahal di Dunia
Seperti pengalaman Mesty, saat ketuban pecah sebelum waktunya sebaiknya segera periksakan diri ke dokter.
Biasanya dokter akan menyarakan ibu hamil untuk bedrest agar mencegah air ketuban yang keluar lebih banyak.
Selain itu dokter juga akan memberikan obat penghilang kontraksi rahim (obat tokolitik) melalui infus, obat antibiotik untuk mencegah infeksi, dan obat kortikosteroid untuk pematangan paru-paru janin.
Namun bila jumlah air ketuban sedikit dan mengandung mekonium atau air ketuban berwarna hijau, maka janin harus segera dilahirkan sekalipun masih kurang bulan alias 37 minggu.
Karena bila kehamilan diteruskan, risiko bisa berakhir dengan kematian ibu dan janin.
BACA JUGA: Telah Lama Bekerja Sama, Wanita Ini Ungkap Sosok Asli Olla Ramlan