Pentingnya Pemeriksaan, Moms Bisa Cek Gratis Hepatitis di Tempat Ini!

By Amelia Puteri, Senin, 30 Juli 2018 | 10:13 WIB
Periksa gratis untuk penyakit Hepatitis B (pixabay.com)

"Kebanyakan pasien yang datang karena komplikasi dari sirosis hati, seperti muntah darah, perut bengkak karena ada cairan, kesadaran turun," jelas dokter ahli penyakit dalam dr. Irsan Hasan, Sp.PD-KGEH.

Ia menambahkan, "Karena hati ini pusat metabolisme tubuh, begitu ada yang terganggu, semuanya pun ikut terganggu. Uniknya, hati ini tak memiliki saraf, sehingga tak ada rasa nyeri, tapi efek dari gejala tersebut yang membuat orang berkonsultasi. Lalu saat dilakukan pengecekan, hepatitis B-nya positif," jelas Irsan.

BACA JUGA: Ratu Elizabeth II Lebih Dekat Bersama Meghan, Hubungannya dengan Kate Tak Seakrab yang Dilihat!

Ada beberapa cara untuk seseorang mengetahui jika ia mengidap penyakit hepatitis.

"Terdeteksi biasanya kalau mau donor darah. Di PMI diperiksa, kalau positif, dikirimkan surat berobat ke dokter penyakit dalam atau liver (hati).

Kedua adalah check-up yang dilakukan oleh beberapa perusahaan.

Ketiga, adalah screening calon karyawan. Saat mendaftar kerja, dicek, ketahuan punya hepatitis, baru datang ke dokter," jelas dokter Irsan.

Khusus pada kasus donor darah, pasien dengan penyakit hepatitis tak diperbolehkan mendonorkan darahnya.

BACA JUGA: Fakta Aneh Bayi Baru Lahir Ini Tak Pernah Diungkapkan Dokter!

"Dilakukan screening, kalau kemudian terdeteksi mengidap hepatitis, akan ditolak. Di beberapa tempat bisa dipakai untuk pengecekan hepatitis gratis," kata dokter Irsan.

Cara ini biasanya digunakan bagi mereka yang biasa memakai jarum suntik obat-obatan terlarang.

"Pergi saja ke PMI, jika usai mendonor tidak dapat surat, berarti tidak punya hepatitis. Jadi itu sebenarnya check-up gratis. Biasanya diperiksa hepatitis B dan hepatitis C. Kalau positif, darah dibuang, dan pendonor diberikan surat keterangan positif terkena hepatitis," terang dokter Irsan.

"Orang dengan hepatitis rata-rata bersembunyi. Padahal, hepatitis ini bisa diobati, diatasi, dan yang penting adalah dilakukan pencegahan," tutup dokter Irsan.