Asian Games 2018 Belum Mulai, Petinju Pelatnas Ini Meninggal Dunia

By Rosiana Chozanah, Jumat, 3 Agustus 2018 | 18:55 WIB
Valentinus Nahak meinggal dunia (Tribun Bali)

Nakita.id - Kabar duka sedang menyelimuti dunia olahraga Tanah Air.

Pasalnya, petinju asal Bali, Valentinus Nahak Bria meinggal dunia pada Kamis (2/8) kemarin di RSUP Sanglah, Denpasar, pukul 20.00 Wita.

Valentinus merupakan salah satu petinju kebanggaan Indonesia yang beberapa waktu lalu sempat mengikuti Pelatnas Asian Games 2018 di Manado.

Bahkan ia berusaha untuk menang pada ajang bergengsi tersebut.

Namun takdir berkata lain, ia harus melepas mimpinya itu akibat penyakit kanker kelenjar getah bening yang sudah didiagnosis sejak 15 Juni lalu.

BACA JUGA: Vivian Kong, Berjanji Akan Tebus Kesalahannya di Asian Games Nanti!

Ia mulai mendapat perawatan pada Mei 2018 kemarin.

Sebelumnya, kondisi Valen sempat membaik, namun pada beberapa hari yang lalu ia kembali drop dan harus dirawat di rumah sakit.

Saat itu, kakak Valen, Julio tampak kaget dengan keadaan adiknya itu yang terlihat kurus dan lemah.

Padahal, ia merupakan salah satu atlet yang selalu bersemangat.

Beberapa saat sebelum meninggal Valen sempat berkata bahwa dirinya sudah tidak kuat lagi.

"Maaf, Mbak. Aku sudah gak kuat," ucap Valen kepada kakak iparnya, Rini Mulyani.

Sebelumnya Valen juga meminta kakak iparnya itu untuk mencium keningnya sebelum Valen 'pergi'.

Inilah momen terakhir Valen dengan keluarganya dan mereka tidak menyangka Valen akan berpulang secepat ini.

Pada Rabu (1/8) kondisi Valen sempat membaik, sehingga ia sudah bisa dipindahkan ke ruang Angkosa 2 untuk menjalani proses kemoterapi.

Namun keesokan harinya Valen kembali memburuk.

BACA JUGA: Selama Asian Games, 34 Sekolah ini Akan Diliburkan! Cek Daftarnya Moms!

"Jantungnya sempat melemah pagi itu. Akhirnya setelah diperiksa, tim dokter membatalkan kemoterapi. Dan gak tahunya, Valen udah gak ada malamnya," ungkap Rini.

Sedangkan dokter spesialis penyakit dalam yang menangani Valen, dr I Wayan Losen Adnyana Sp-PD (K) mengatakan kemoterapi harus dilakukan sesegera mungkin karena inilah salah satu alternatif agar Valen tetap selamat.

Namun karena memang kondisi karnopski pasien hanya berkisar di angka 30-40, maka kemoterapi pun urung dilakukan.

"Dalam kondisi itu, artinya, pasien harus lebih banyak di tempat tidur. Kita tidak mungkin berikan kemo. Harus menunggu hingga kondisinya lebih fit," ujar I Wayan, melansir Tribun Bali.

Kepergian sebagai atlet tinju kebanggan Bali ini tentu membekas di kalangan olahragawan.

Ketua KONI Bali, Ketut Suwardi, yang datang melayat, merasa kehilangan sosok pemuda yang teguh dan berani.

"Seperti Valen, ia tetap bertekad menunjukkan yang terbaik meski sakit-sakitan. Kita semua akan terus mengingat apa yang ia berikan buat Bali," kenangnya. (*Rosiana)

BACA JUGA: Ingat Moms, 19 Pintu Tol Ini Akan Ditutup pada Jam Tertentu Selama Asian Games!