Banyak Artis Bercerai, Inilah 7 Tanda Pernikahan Akan Berakhir Perceraian Menurut Sains

By Kunthi Kristyani, Selasa, 14 Agustus 2018 | 20:17 WIB
Tanda pernikahan yang berakhir perceraian (tribunnews.com)

Nakita.id - Belakangan ini, perceraian di kalangan artis semakin marak terjadi.

Sebut saja Sule, Nikita Mirzani, Aming, Lidya Kandouw, hingga Atalarik Syah.

Rumah tangganya kelihatan adem ayem tapi kenyataannya berbanding terbalik dengan yang terlihat.

BACA JUGA: Sule Gagal Bujuk Istri, Pakar Ekspresi : Karakter Lina Ternyata Begini!

Sebagian besar perceraian diisukan karena ulah orang ketiga.

Namun menurut sains, perceraian bahkan bisa dilihat sejak awal pernikahan.

Inilah tanda-tanda pernikahan yang akan berakhir dengan perceraian.

Menikah di usia terlalu muda atau terlalu tua

Penelitian oleh Profesor Nicholas Wolfinger dari University of Utah menemukan bahwa pasangan yang menikah di usia remaja atau di usia 30 tahunan ke atas berisiko tinggi perceraian.

Wolfinger juga menekankan persentase perceraian meningkat sebesar 5% per tahun pada pasangan berusia di atas 32 tahun.

"Untuk hampir semua orang, usia akhir 20-an tampaknya menjadi waktu yang terbaik untuk menikah."

Suami tidak memiliki pekerjaan tetap

Berdasarkan penelitian Harvard, uang tak selalu jadi faktor utama namun pembagian kerja yang tak adil bisa menyebabkan perceraian.

BACA JUGA: Atlet Usia 7 Tahun Tewas Tersengat Ubur-ubur, Kata Terakhirnya:

Studi yang dipublikasikan American Sociology Review tahun 2016 menyebutkan bahwa pernikahan setelah tahun 1975 risiko cerainya meningkat 3,3 % pada tahun berikutnya jika suami tidak memiliki pekerjaan tetap.

Sang peneliti, Alexandra Killewald menyimpulkan bahwa banyak pasangan yang masih menganggap suami sebagai pencari nafkah utama dan ini dapat memengaruhi keutuhan rumah tangga.

Tingkat pendidikan rendah

Rendahnya tingkat pendidikan bisa menjadi penyebab perceraian.

Kemungkinan pernikahan berakhir dengan perceraian lebih rendah pada orang berpendidikan tinggi, lebih dari separuh pasangan menikah yang tidak menyelesaikan Sekolah Menengah Atas berakhir dengan perceraian dibandingkan dengan 30% pernikahan lulusan universitas.

Menurut psikolog Eli Finkel, hal ini kemungkinan karena pendidikan secara langsung memengaruhi penghasilan pasangan.

Memperlakukan pasangan dengan buruk

Menurut psikolog John Gottman, perilaku ini merupakan 4 penunggang kuda pembawa malapetaka dalam pernikahan.

Perilaku tersebut adalah menghina pasangan, mengkritik pasangan, mencari alasan untuk pembenaran diri, dan menghindari konflik dengan tidak menyelesaikan masalah.

BACA JUGA: Demi Dua Anaknya, Seorang Ayah Nekat Bergaun ke Sekolah untuk Rayakan Hari Ibu

Romantisme berlebihan saat jadi pengantin baru

Memang baik jika berlaku manis pada pasangan saat masa awal pernikahan.

Namun jika tidak konsisten akan mengakibatkan hubungan jadi membosankan.

Aviva Patz dari Psichologi Today mengungkapkan,"Pasangan yang terlalu romantis di awal pernikahan lebih rawan perceraian karena intensitas keromantisannnya terlalu sulit dipertahankan. Percaya atau tidak, awal pernikahan yang tidak terlalu romantis biasanya lebih menjanjikan masa depan."

Menghindari masalah dan konflik

Menurut ahli, pasangan yang cenderung menghindar dan tak bisa diajak diskusi merupakan pertanda buruk.

Faktanya, riset yang dipublikasikan Jurnal Pernikahan dan Keluarga tahun 2013 menemukan bahwa suami yang cenderung menghindari konflik menyebabkan risiko perceraian lebih besar.

Data ini berdasarkan 350 pasangan pengantin baru di Michigan yang diwawancarai periset.

BACA JUGA: Sudah Pacaran Selama 7 Tahun, Inilah Alasan Utama Pangeran Harry Putus dengan Chelsy Davi!

Berbicara hal negatif tentang pernikahan

Tahun 1992, Gottman dan tim riset University of Washington melakukan penelitian dengan mewawancarai langsung beberapa pasangan.

Mereka diminta menceritakan berbagai aspek hubungannya.

Berdasarkan wawancara tersebut, tim riset menyimpulkan bahwa perceraian bisa terjadi karena pasangan kurang memahami satu sama lain dan ikatannya kurang kuat.

Yang mengejutkan adalah mereka tak hanya berbicara hal negatif tentang pernikahannya, namun juga menjelekkan pasangannya.