Aprilia Manganang Berperawakan Kekar Bak Pria, Ternyata Ini Penyebabnya

By Maharani Kusuma Daruwati, Senin, 27 Agustus 2018 | 21:10 WIB
Aprilia Manganang (Instagram/manganang)

Nakita.id - Nama Aprilia Santini Manganang kini sedang banyak diperbincangkan publik.

Salah satu pemain voli timnas putri Indonesia yang berlaga dalam Asian Games 2018 ini cukup mencuri perhatian.

Aksinya saat bertanding melawan melawan Filipina, Sabtu (26/8/2018) lalu pun cukup menjadi sorotan.

BACA JUGA: Carissa Puteri Hamil 34 Minggu, Bentuk Tubuhnya Jadi Sorotan, Kok Nggak Kelihatan?

Indonesia menang 3-1 atas Filipina tersebut mendapatkan banyak sumbangan poin dari Aprilia Manganang.

Pevoli yang akrab disapa Manganang ini pun berhasil memberikan 28 poin dari pukulan kerasnya.

Permainan ganas bintang lapangan itu pun sampai menjadi bahan perbincangan di jagat maya.

Sosoknya pun menjadi trendding dan menjadi sorotan masyarakat.

Tak hanya karena permainannya yang apik, sosok Manganang sendiri pun juga banyak menyita perhatian publik.

Bagaimana tidak, pemain voli andalan Indonesia ini memiliki perawakan tinggi besar dan kekar bak seorang laki-laki.

Karena bentuk fisiknya yang tak seperti kebanyakan perempuan ini, Aprilia Manganang juga sempat menjadi viral beberapa tahun lalu.

BACA JUGA: Ini Tipe Orangtua yang Anaknya Gampang Dibully, Moms Termasuk?

Bahkan keaslian gendernya sempat diragukan saat pertandingan SEA GAMES 2015 lalu dan beberapa pertandingan lain.

Selain pada event Sea Games Aprilia mendapat pertentangan tentang jenis kelaminnya, pada pertandingan di Liga Bola Voli Indonesia tahun 2011 dan 2013 juga.

Tak hanya bentuk fisiknya saja, penampilan Aprilia Manganang pun juga terlihat seperti laki-laki.

Ia tak pernah terlihat menggunakan rok maupun baju feminin lainnya.

Kesehariannya, Manganang lebih sering menggunakan kaos dan celana jeans.

Melansir dari Intisari, bila merujuk pada dunia media, penampilan atlet 26 tahun ini bisa disebabkan oleh sindrom ovarium polikistik.

Sindroma ovarium polikistik adalah kondisi dimana ovarium menghasilkan terlalu banyak hormon testoteron.

Hormon testosteron biasanya memang memberikan ciri sekunder pada jenis kelamin laki-laki.

BACA JUGA: Ustaz Cepot Diduga Alami Radang Usus, Kenali Gejalanya Bisa dari Perubahan Mata dan Kulit

Tapi hormon ini juga akan memberikan dampak pada perempuan, baik secara psikologis, fisik, maupun fisiologis.

Perlu diingat, bahwa sesungguhnya perempuan juga memiliki hormon testosteron tersebut di dalam tubuhnya.

Namun dalam jumlah yang jauh lebih sedikit dibandingkan dengan laki-laki.

Sedangkan untuk kasus penampilan atlet voli putri asal Sulawesi yang tampak seperti laki-laki ini mungkin juga disebabkan sindroma ovarium polikistik.

Jika melihat salah satu dampak dari sindrom tersebut adalah munculnya virilisasi.

Kondisi ini membuat seorang perempuan akan memiliki karakteristik maskulin, seperti layaknya seorang laki-laki.

BACA JUGA: Patut Ditiru Moms, Ternyata Ini Kebiasaan Orang-orang Bahagia!

Karakteristik ini bisa terwujud dalam tampilan berupa mengecilnya payudara dan rahim, banyaknya rambut dan bulu di wajah dan tubuh, serta otot-otot tubuh yang membesar.

Sindrom ovarium polikistik sebenarnya cukup umum terjadi pada perempuan usia reproduksi.

Hal ini diperkirakan dapat mempengaruhi 5-10% perempuan dalam kelompok ini.

Meski tidak semua perembuan akan memiliki gejala-gejala yang disebutkan di atas.

BACA JUGA: Bernuansa Jawa, Vicky Shu Unggah Suasana Akikah Putranya yang Unik

Namun, sebanyak 50% kasus sindrom ovarium polikistik merupakan sebuah keturunan atau diwariskan dari orangtua.

 

 Hal ini jugalah mungkin yang membuat penampilan atlet voli putri Aprilia Santini Manganang yang seperti laki-laki.

Begitu juga dengan sang kakak, Amasya Manganang yang miliki penampilan tak jauh berbeda dari Aprilia Manganang.(*)