Sulit Orgasme Tak Berarti Kehidupan Seks Buruk, Ini Mitos Lain Tentang Orgasme yang Kerap Dipercaya!

By Amelia Puteri, Jumat, 31 Agustus 2018 | 18:59 WIB
Mitos tentang orgasme (Thinkstock)

Nakita.id - Ada beberapa informasi tentang orgasme yang kerap menjadi salah kaprah.

Mungkin bagi Moms dan pasangan baru, bisa menganggap seolah-olah orgasme adalah hal sederhana dan mudah dicapai.

Tetapi bagi banyak orang, orgasme sering kali lebih sulit dipahami.

Hal ini dapat menyebabkan perasaan ragu-ragu atau rasa bersalah ketika seks kehidupan nyata tidak berjalan dengan mudah.

Terapis seks bersertifikat menjelaskan apa yang sebenarnya harus diketahui tentang orgasme.

Berikut ini 4 mitos tentang orgasme yang kerap dipercaya!

BACA JUGA: Alami Penyakit Serius, Perempuan Ini Berhasil Melahirkan Hanya dengan Berat 19 Kg, Begini Kondisinya!

Mitos 1: Setiap orang mengalami orgasme saat berhubungan seks.

Seks tidak selalu harus berakhir dengan orgasme. Namun, seks sering digambarkan di media sebagai orgasme-sentris.

Sehingga mudah untuk menganggap bahwa ada sesuatu yang salah jika Moms tidak merasakan orgasme setiap kali berhubungan seks dengan pasangan.

BACA JUGA: 6 Foto Ini Bukti Perempuan Miliki 'Kekuatan Super', Kalau Sudah Lihat Pasti Setuju!

Tetapi menurut terapis seks, Rachel Hoffman, orgasme dan seks tidak selalu harus terikat satu sama lain.

"Penekanan pada keharusan orgasme (saat seks) menciptakan banyak kecemasan dalam hubungan dan dalam interaksi seksual.

Kita perlu mengalihkan fokus (seks) dari orgasme ke kesenangan. Banyak individu mungkin merasakan banyak kesenangan tetapi tidak mencapai orgasme," kata Hoffman.

Bukan berarti Moms benar-benar menyerah untuk mengalami orgasme ketika berhubungan seks.

BACA JUGA: Jan Ethes Sapa Ibu-ibu Sambil Katakan 'Monggo' di Mal, Tingkah Lucunya Bikin Gemas!

Tetapi itu juga tidak berarti Moms dan pasangan perlu menganggap seks tersebut gagal jika tidak berakhir dalam orgasme.

Mitos 2: Jika Moms dan pasangan tidak mengalami orgasme pada saat yang sama, ada yang salah dengan kehidupan seks Moms.

Orgasme simultan bukanlah bagian terpenting dari keintiman.

Moms tidak perlu terlalu terpaku pada gagasan merasakan orgasme pada saat yang sama dengan pasangan.

"Seketika orgasme bukanlah cawan suci," kata Jessa Zimmerman, terapis seks dan penulis "Sex Without Stress."

BACA JUGA: Ternyata Tak Semua Atlet yang Raih Medali Emas Dapat Rp1,5 Miliar, Ini Fakta Sebenarnya!

"Tidak ada gunanya memiliki pemikiran bahwa ada satu cara terbaik untuk berbagi kesenangan dengan pasangan, hal ini membuat Anda kecewa dan merasa tidak mampu."

"Orang-orang sangat bervariasi pada jenis stimulasi apa yang mereka butuhkan untuk mencapai orgasme.

Jika Anda menikmati orgasme serentak dan itu bekerja cocok untuk Anda, hebat.

BACA JUGA: Selain Aprilia Manganang, Inilah Para Serda Cantik Pejuang Asian Games 2018, Ada yang Paspampres!

Tetapi jika tidak, jangan khawatir. Ini semua tentang apa yang membawa Anda dan pasangan Anda menuju kesenangan dan saling terhubung, bahkan jika itu terjadi tidak bersamaan (seks dan orgasme)," terangnya. 

Mitos tentang orgasme

Mitos 3: Bagi para perempuan, harus dapat memiliki beberapa orgasme.

Beberapa orang dapat memiliki banyak orgasme dalam satu malam, beberapa mungkin hanya dapat memilikinya sedikit.

"Setiap perempuan berbeda, jadi periode refrakter (waktu yang diperlukan untuk 'mengisi ulang' setelah orgasme) untuk setiap perempuan juga berbeda," kata Hoffman.

BACA JUGA: Diserbu Fans, Anthony Ginting Lindungi Jonatan Christie dengan Cara Manis!

"Beberapa perempuan dapat mengalami beberapa orgasme dan beberapa perempuan malah kesulitan mengalami orgasme. Tidak ada 'normal'," tambahnya.

Mitos 4: Menggunakan perlindungan akan merusak kesempatan untuk mengalami orgasme.

"Kondom dapat mengganggu kemampuan pria untuk mencapai orgasme karena mengurangi stimulasi.

BACA JUGA: Viral Ibu Biarkan Anak 'Jumpalitan' di KRL, Ini 5 Kesalahan Moms yang Bikin Anak Tidak Disiplin!

Biasanya bukan faktor untuk perempuan. Jika perempuan menginginkan atau membutuhkan rangsangan eksternal klitorisnya untuk mencapai orgasme, apa yang terjadi di dalam tidak akan terlalu memengaruhi dirinya," tambah Zimmerman.

"Perlindungan dalam bentuk penghalang dengan seks oral, seperti bendungan gigi, juga berpotensi membuatnya lebih sulit mencapai orgasme.

Karena, seperti kondom, itu mengurangi sensasi fisik yang diterima.

BACA JUGA: Demam Asian Games 2018, Tantri 'Kotak' Sumbang Satu Medali Emas

Perlu diingat bahwa perlindungan juga dapat berguna dalam mencapai orgasme.

Anda mungkin merasa lebih santai mengetahui bahwa Anda mencegah kehamilan dan penyakit dan bahwa relaksasi dapat mempermudah untuk merespons dan menjadi terangsang," urai Zimmerman panjang lebar. (*)