Pemeriksaan Bayi Pada Tahun Pertama (Bagian 1)

By Ipoel , Jumat, 11 Januari 2013 | 02:00 WIB
Pemeriksaan bayi baru lahir pada tahun pertama harus rutin dilakukan. (Pixabay)

Nakita.id - Inilah berbagai pemeriksaan pada bayi dalam tahun pertama yang dilakukan.

Para orangtua sekiranya mencatat hasil pemeriksaan ini.

1. Pemeriksaan berat badan (BB), panjang badan (PB), dan lingkar kepala (LK)

Pemeriksaan PB dan BB selain dilakukan seusai bayi dilahirkan, juga rutin dilaksanakan setiap bulan untuk memantau pertumbuhan bayi. Bayi yang sehat, seiring dengan pertambahan umur akan bertambah berat dan panjangnya.

Kalau ada masalah, dokter akan menanyakan bagaimana asupannya, bila masih ASI akan diperiksa apakah posisi, cara pemberian, dan lain-lainnya sudah tepat. Demikian pula bila si kecil sudah mendapatkan MPASI, akan dilihat juga komposisi gizi, porsi, dan frekuensinya, apakah sudah tepat. Bila tidak, dokter segera melakukan koreksi atau memberikan arahan cara yang tepat. Selain asupan, ditanyakan juga kondisi kesehatan. Sebab, beberapa penyakit seperti diare dapat menurunkan berat badan anak. Sedangkan LK berguna untuk memantau pertumbuhan otak. Bila ada gangguan bisa dilakukan pemeriksaan sedini mungkin denganUSG kepala atau CT scan kepala)

2. Pemeriksaan bilirubin

Pemeriksaan umumnya dilakukan di minggu pertama untuk mengetahui kadar bilirubin bayi. Apalagi bila secara fisik menunjukkan gejala “kuning”. Dengan kata lain, kulit, mata, dan beberapa anggota tubuh lainnya terlihat kuning.   Bila kadar bilirubinnya tinggi, akan terus dipantau dan diputuskan, kapan  bayi dianjurkan menjalani terapi sinar. Terapi sinar membantu memecah bilirubin sehingga larut dalam air.

Kadar bilirubin bayi yang terlalu tinggi dapat menyebabkan kejang dan menimbulkan kecacatan, bahkan kematian. Bila bilirubin menetap tinggi di atas usia 2 minggu perlu dilakukan pemeriksaan yang lebih lanjut, adakah kelainan saluran empedu, kelainan hati, infeksi dan lain-lain.

3. ASI

Umumnya konsultasi dilakukan di minggu-minggu pertama seusai dilahirkan. Ibu akan ditanyakan, sejauh mana keberhasilan menyusui dan apa saja kendala yang dialami. Di awal-awal, dokter juga akan menjelaskan posisi menyusui yang tepat, apa yang boleh dan tidak dilakukan saat menyusui, makanan tepat untuk ibu menyusui, dan lain-lain.

4. Pemeriksaan kepala dan ubun-ubun

Rutin dilakukan setiap bulan, terutama dalam 1 tahun pertama. Bila di atas 1 tahun, biasanya dilakukan tiap 3 bulan. Dokter akan memeriksa bagaimana bentuk kepala si kecil, soalnya ada beberapa kelainan bawaan yang mengakibatkan bentuk kepala bayi berbeda dengan kepala bayi yang normal. Contoh pembesaran kepala (hidrosefalus). Kalau hidrosefalus terdeteksi sejak awal akan dilakukan pengaliran cairan otak dengan operasi agar otak anak tidak terganggu pertumbuhannya, sehingga ia dapat tumbuh dan berkembang dengan normal dan pembesaran kepala tidak terjadi dengan dahsyat yang menimbulkan kecacatan fisik dan juga gangguan perkembangan.

Selain itu, dokter juga akan memeriksa kondisi ubun-ubun si kecil. Umumnya hingga usia si kecil satu tahun atau 18 bulan, kondisi ubun-ubun masih terbuka dan tidak menonjol. Nah, bila ternyata ubun-ubun menutup terlalu dini, kemungkinan perlu diperiksa lebih lanjut oleh spesialisasi neurologi untuk diketahui apakah ada masalah. Dikhawatirkan otaknya tidak bisa berkembang dan berisiko menyebabkan gangguan perkembangan mental. Begitu pula dengan ubun-ubun yang menonjol boleh jadi merupakan tanda adanya peninggian tekanan di dalam rongga kepala akibat hidrosefalus.

5. Pemeriksaan mata

Pemeriksaan mata dilakukan setiap bulannya untuk mengetahui bagaimana refleks mata si kecil terhadap cahaya. Selain itu, pemeriksaan mata dilakukan untuk mendeteksi apakah ada gangguan, seperti katarak kongenital, juling, dan lainnya.