Mengapa Bayi Menangis Saat Dilahirkan? Ini Salah Satu Penyebabnya

By Finna Prima Handayani, Selasa, 4 September 2018 | 15:07 WIB
Alasan bayi menangis saat dilahirkan (SwiftCheckup.com)

Nakita.id - Saat dilahirkan ke dunia, tentunya hal yang pertama kali dilakukan oleh bayi adalah menangis.

Ketika bayi tidak menangis saat dilahirkan, dokter dan para perawat yang ada di ruang persalinan melakukan berbagai macam cara untuk membuat bayi menangis.

Di balik tangisan bayi itu ternyata ada beberapa manfaat, salah satunya dengan menangis bayi otomatis akan memfungsikan organ paru-paru untuk bekerja dengan baik.

Selain itu, tahukah Moms mengapa bayi menangis saat dilahirkan?

BACA JUGA: Khloe Kardashian Alami Bibir Bengkak Saat Masa Hamil, Wajarkah?

Alasannya tak lain karena dia merasa kedinginan.

Perubahan suhu 2 hingga 3 derajat lebih rendah dibanding rahim, tentu membuat bayi merasa tidak nyaman. Jadilah ia menangis.

Ditambah cairan ketuban yang masih membasahi kulit dan tubuhnya semakin membuatnya kedinginan.

Dengan begitu, untuk mengurangi rasa dingin bayi ketika baru dilahirkan, disarankan untuk membungkus kepala bayi baru lahir dengan selimut.

BACA JUGA: Cegah dan Obati Cacingan Pada Si Kecil dengan Cara Mudah Ini!

"Perlu diketahui, suhu tubuh manusia termasuk bayi diatur oleh mekanisme persarafan yang terletak pada susunan saraf pusat atau hipotalamus," ujar dokter spesialis anak dr. Rinaldi, Sp.A, dari RSIA Ummi, Bogor.

"Nah, kestabilan suhu atau tubuh terpelihara berkat adanya keseimbangan antara panas yang hilang dan produksi panas dari dalam tubuh," tambah Rinaldi menjelaskan.

Prinsip ini masih sulit untuk dilakukan oleh bayi, hal itu dikarenakan pada bayi baru lahir, lemak subkutannya lebih tipis dibandingkan orang dewasa.

Lemak subkutan adalah lemak yang mengumpul di beberapa bagian tubuh, seperti paha, bokong, lengan, dan sebagainya.

BACA JUGA: Moms Wajib Tahu! Berikut Tanda-tanda Si Kecil Alami Cacingan

Selain itu, pembuluh darah bayi sangat mudah dipengaruhi oleh perubahan suhu lingkungan, serta kelenjar keringat belum berfungsi normal, sehingga mudah kehilangan panas tubuh.

Rambut, kulit, dan lapisan lemak bawah kulit bayi sebenarnya dapat membantunya untuk memertahankan suhu tubuh serta mencegah kehilangan panas tubuh.

Namun sayangnya, lapisan tersebut bergantung pada ketebalan untuk berfungsi baik dan efisien, tapi sebagian besar bayi tidak memiliki lapisan yang tebal sehingga tetap aja akan merasa kedinginan.