Lalu anak itu menjawab, "Guru, itu ayah saya. Saya sangat terkejut melihatnya."
Setelah menyadari remaja itu ingin berbicara kepada ayahnya, Arom pun meminta izin pada sipir penjara supaya mereka boleh bertemu.
Sepertinya sipir penjara juga kasihan melihat keduanya, sehingga mengizinkan mereka untuk bertemu barang sebentar.
"Mereka dengan berlarian berlari ke pelukan masing-masing" tulis Arom.
Bahkan orang-orang yang menyaksikan momen pertemuan ayah dan anak ini juga ikut menangis.
"Sang ayah terus mencium bocah laki-laki itu sambil bergumam 'Aku sangat menyesal, aku merindukanmu, ketika aku meninggalkan tempat ini aku akan menjadi orang baik. Tolong jadilah anak yang baik, Nak." tambah Arom.
Kemudian sang ayah bertanya kepada remaja tersebut, "Apakah kamu malu dengan ayahmu? Apa kamu merasa malu jika temanmu melihat ayah di penjara?"
"Tidak, saya sama sekali tidak malu." jawab anak itu.
Bahkan bocah remaja ini juga bersujud di kaki ayahnya, menunjukkan sikap hormat sesuai tradisi di Thailand.
Baca Juga : Murah dan Efektif, Detoksifikasi Ginjal Hanya dengan Bawang Merah
Arom mengungkapkan bahwa perjalanan penjara semacam itu merupakan gaya mengajar yang penting bagi orang-orang yang masih memiliki banyak kebebasan.
Kisah remaja ini mengingatkan kita pada cerita yang sama pada bulan Juli tahun lalu, juga terjadi di Thailand.
Dua bocah laki-laki yang masih kecil nekat bersepeda selama 5 jam untuk mengunjungi ayah mereka di penjara.
Kakak beradik ini bersepeda sejauh 5 kilometer dari pukul 07.30 pagi dan sampai di penjara pukul 12.10 lewat tengah malam.
Sudah menempuh perjalanan jauh, sayang sekali dua bocah ini tidak bisa bertemu ayahnya karena jam besuk telah berakhir.