4 Pemeriksaan Ini Penting untuk Cegah Kanker Serviks, Sudah Lakukan?

By Nia Lara Sari, Jumat, 7 September 2018 | 20:18 WIB
Pemeriksaan untuk mencegah kanker serviks (iStock)

Nakita.id - Kanker seriviks merupakan penyakit yang menjadi momok bagi banyak orang.

Bagaimana tidak, kanker yang disebabkan oleh infeksi HPV (Human Papilloma Virus), terutama tipe 16 dan 18, ini biasanya tidak menunjukkan gejala atau keluhan pada tahap awal.

Gejala atau keluhan tersebut biasanya baru muncul ketika kanker sudah memasuki stadium 2 atau lebih.

Baca Juga : Tidak Ingin Terkena Kanker Serviks? Hindari 4 Hal Ini Sekarang Juga!

Keputihan yang berulang meski telah diobati, juga postcoital bleeding (pendarahan pasca senggama), kerap menjadi gejala yang dirasakan.

Meski begitu, bukan berarti kanker ini tidak bisa yang dihindari.

Penyebab dan kehadiran kanker serviks dapat dideteksi.

Terlebih, kanker ini termasuk yang slow-growing.

Selain itu, sejak aktif berhubungan seksual, pemeriksaan setiap tahun diperelukan untuk memantau kondisi organ kewanitaan.

Saat ini, terdapat beberapa tes yang bisa dilakukan untuk mendeteksi pra-kanker.

Baca Juga : Kenali 7 Trik Agar Mama Mudah Orgasme, Coba Malam ini!

IVA

IVA merupakan metode pemeriksaan yang paling mudah, murah, mampu dilakukan di Indonesia.

Mulut rahim dibalur dengan asam cuka (25%), kemudian reaksi yang terjadi reaksi dianalisa.

Papsmear

Tes ini dilakukan dengan pengambilan contoh sel dari lapisan epitel serviks, yang akan tampak tidak normal bila terjadi perubahan karena infeksi HPV.

Baca Juga : Unggah Foto Muka Bantal Baru Bangun Tidur, Chelsea Olivia Tetap Cantik

Terdapat dua jenis papsmear, yaitu konvensional (tingkat akurasi 50 - 70 persen) dan thinprep (tingkat akurasi 80 persen).

Tes DNA HPV

Pemeriksaan molekuler ini memiliki tingkat akurasi hingga 99 persen.

Tes ini dapat mendeteksi kemungkinan timbulnya lesi pra-kanker meski belum terjadi perubahan pada sel.

Baca Juga : Ini Tampilan Baru Ayu Ting Ting, Warganet Banyak yang Memuji!

Kolposkopi

Pemenksaan ini menggunakan alat yang dilengkapi lensa pembesar untuk mengamati bagian yang ter infeksi.

Jika memang ditemukan ada jaringan yang terinfeksi, biopsi terarah (pengambilan sejumlah kecil jaringan tubuh) dapat dilakukan dengan alat ini.