Sering Digunakan, Kertas Pembungkus Nasi Ini Berbahaya Bagi Kesehatan

By Maharani Kusuma Daruwati, Kamis, 13 September 2018 | 15:59 WIB
Ilustrasi kertas cokelat pembungkus nasi (TribunJabar.id)

Nakita.id - Moms mungkin sudah tidak asing dengan kertas berwarna cokelat yang biasa digunakan sebagai pembungkus makanan ini.

Kertas ini akan banyak Moms temui di tempat para pedagang makanan seperti warteg, atau warung-warung nasi lainnya.

Biasanya kertas cokelat yang juga sering disebut dengan kertas minyak ini digunakan sebagai tempat untuk membungkus nasi atau makanan yang kita beli dari pedagang tersebut untuk dibawa pulang.

Baca Juga : Viral, Penggunaan Kertas Nasi Untuk Membuat Makanan Jadi Crunchy!

Kertas cokelat yang berlapis plastik tipis ini biasa menjadi alternatif pengganti daun pisang yang biasa digunakan untuk bungkus makanan.

Hal ini dikarenakan kertas ini lebih praktis, awet, dan yang jelas lebih ekonomis.

Namun, siapa sangka dibalik kepraktisannya, kertas pembungkus ini menyimpan bahaya.

Kertas yang sering kita jumpai dan gunakan ini ternyata mengandung bahan yang mengganggu kesehatan kita, Moms.

Ada baiknya, jika kita segera memindahkan makanan yang menggunakan wadah kertas ini ke piring biasa.

Pasalnya, melansir dari Kompas.com, sejumlah penelitian menemukan bahwa kertas pembungkus makanan ini mengandung BPA yang diyakini berbahaya bagi tubuh.

BPA atau bisphenol A adalah bahan kimia yang sering digunakan sebagai bahan pembuat wadah makan, bukan hanya plastik, tetapi juga kertas.

Awalnya BPA digunakan pada wadah makanan kaleng agar kaleng tersebut tidak mudah berkarat.

Baca Juga : Aprilia Manganang Hapus Semua Foto di Instagram, Ternyata Alasannya Karena Ini

Namun, Kurunthachalam Kannan, Ph.D., seorang ilmuwan riset di New York State Department of Health, menyatakan bahwa BPA juga terkandung pada kertas pembungkus makanan dengan tingkat konsentrasi yang sangat tinggi, seperti dilansir dari WebMD.

Kadar BPA tinggi pada umumnya terdapat dalam kertas pembungkus makanan yang merupakan hasil daur ulang.

Bubuk BPA digunakan untuk melapisi kertas supaya lebih tahan terhadap panas.

Selain pada kertas pembungkus makanan, BPA juga sering terdapat pada tisu toilet, kertas koran, kertas struk belanja, maupun tiket.

Saat BPA masuk ke dalam tubuh, zat tersebut dapat meniru fungsi dan struktur hormon esterogen.

Karena kemampuannya tersebut, BPA dapat memengaruhi proses dalam tubuh, seperti pertumbuhan, perbaikan sel, perkembangan janin, tingkat energi dan reproduksi.

Selain itu, BPA mungkin juga memiliki kemampuan untuk berinteraksi dengan reseptor hormon lainnya, seperti reseptor hormon tiroid.

Penggunaan BPA dapat memunculkan beragam efek negatif seperti yang disampaikan oleh para pakar kesehatan.

Baca Juga : Lina Istri Sule Dituding Selingkuh, Ini Alasan Perempuan Tertarik Selingkuh

Terlebih bagi ibu hamil yang terpapar BPA bisa memiliki risiko keguguran yang meningkat tiga kali lipat.

Selain itu, perempuan di usia subur juga dilaporkan mengalami penurunan produksi sel telur sehat dan berisiko dua kali lebih tinggi untuk sulit hamil jika terpapar BPA.

Pada pasangan yang menjalani program bayi tabung, pria yang terpapar BPA berisiko hingga 30-46 persen untuk menghasilkan embrio berkualitas rendah karena jumlah sperma yang dimilikinya rendah.     

Laki-laki pekerja pabrik manufaktur BPA di China mengalami sulit ereksi dan sulit orgasme hingga 4,5 kali lipat daripada yang tidak bekerja di pabrik BPA.     

Anak yang lahir dari ibu dengan paparan BPA tinggi pun ditemukan lebih hiperaktif, agresif, serta rentan cemas dan depresi.     

Paparan BPA pada laki-laki meningkatkan risiko kanker prostat dan kanker payudara pada perempuan.

Hal ini karena BPA memengaruhi perkembangan prostat dan jaringan payudara.

Baca Juga : Makanan Ini Ternyata Bisa Menghambat Program Diet Penurunan Berat Badan, Termasuk Salad?

Meski begitu, kebanyakan studi mengenai keamanan BPA dan dampaknya terhadap tubuh belum benar-benar meyakinkan.

Masih dibutuhkan lebih banyak penelitian terhadap manusia untuk dapat memastikan hal tersebut.

Namun tak ada salahnya untuk mengantisipasi hal tersebut.

Bukankah lebih baik mencegah daripada mengobati.

Baca Juga : Viral Bocah SD Sekolah Lintasi Dua Negara, Ini Rute yang Dilaluinya

Moms bisa melakukannya dengan mengurangi penggunaan wadah yang mengandung BPA, khususnya juga kertas pembungkus makanan, adalah langkah terbaik yang bisa dilakukan.

Jika sudah terlanjur menggunakan kertas pembungkus makanan, maka jangan biarkan makanan terlalu lama terbungkus di dalamnya.

Segera pindahkan makanan dari pembungkus ke piring makan atau wadah lainnya yang lebih aman.