Populer Bayi 9 Bulan Berkelamin Ganda, Kenali Penyebabnya Saat di Dalam Kandungan!

By Rosiana Chozanah, Senin, 17 September 2018 | 16:10 WIB
Penyebab bayi lahir dengan kondisi alat kelamin ganda (Kolase)

Nakita.id - Beberapa bulan yang lalu, seorang bayi yang diberi nama Reksa Al Gibran lahir dengan kondisi berkelamin ganda di Lampung Utara.

Kedua orangtuanya, Tri Purwanti dan Subagio, warga Wonogiri II Kelurahan kelapa Tuuh, Kecamatan Kotabumi, Lampung Utara ini mengaku tidak mempunyai biaya untuk pengobatan buah hatinya itu.

"Saya bersama suami ingin sekali membawa Reksa ke ruang operasi agar ke depannya anak saya bisa tumbuh normal.

"Namun, kehidupan kami yang pas-pasan membuat kami tidak bisa berbuat apa-apa. Kami bingung harus mencari biaya kemana untuk biaya pengobatan Reksa," ujar Tri Purwanti melansir Tribun Lampung, Minggu (16/9/2018).

Baca Juga : Kisah Bayi 9 Bulan Berkelamin Ganda di Lampung yang Bikin Orangtuanya Bingung

Sebelumnya Tri mengaku tidak merasakan ada keganjilan selama dirinya mengandung.

Namun ia sempat mengalami kekeringan air ketuban sebelum melahirkan.

Oleh karena itu, dokter memutuskan untuk melakukan operasi caesar untuk kelahiran bayi yang sekarang sudah berusia 9 bulan ini.

Begitu lahir, Reksa sempat mengalami kritis selama 72 jam.

Saat itulah sang dokter mengatakan buah hati mereka memiliki kelamin ganda atau ambiguous genital.

Melansir laman Mayo Clinic, alat kelamin ganda merupakan kondisi langka di mana alat kelamin eksternal bayi tidak tampak jelas, baik laki-laki maupun perempuan.

Pada bayi dengan genital ambigu, alat kelamin mungkin tidak dapat dikembangkan atau bayi memiliki karakteristik kedua jenis kelamin.

Bahkan, organ seks eksternal mungkin tidak cocok dengan organ seks internal atau jenis kelamin genetik.

Kondisi ini bukanlah sebuah penyakit, melainkan gangguan perkembangan seks.

Baca Juga : Hebat! Seorang Ibu di Cilacap Lahirkan Bayi Seberat 5,7 Kg dengan Persalinan Normal

Biasanya, alat kelamin ganda diketahui saat atau setelah lahir.

Namun tidak menutup kemungkinan untuk mendeteksinya saat masih di dalam kandungan.

Bayi yang secara genetis atau yang memiliki organ dalam perempuan, dengan 2 kromosom X mungkin memiliki :

1. Klitoris yang membesar, dan kemungkinan menyerupai penis kecil

2. Labia tertutup atau kadang-kadang membentuk lipatan menyerupai skrotum

3. Saluran kencing tampak, baik di atas maupun di bawah klitoris

4. Terbentuk benjolan mirip testis di libia yang menutup

Sedangkan kasus pada pria dengan kromosom XY, ditandai dengan:

1. Saluran kencing dan sperma tidak sepenuhnya memanjang hingga ujung penis (hipospadia)

2. Penis sangat kecil dengan ujung saluran kencing lebih dekat ke skrotum

3. Tidak adanya satu atau kedua testis di skrotum

Baca Juga : Cegah Cacat Lahir pada Bayi, Hanya dengan Melakukan 10 Langkah Ini

Terjadinya alat kelamin ganda pada perempuan disebabkan oleh:

1. Hiperplasia adrenal kongenital, bentuk-bentuk tertentu dari kondisi genetis ini menyebabkan kelenjar adrenalin untuk membuat hormon pria berlebih (androgen).

2. Paparan yang dapat menambah hormon laki-laki, seperti obat-obatan tertentu yang mengandung hormon laki-laki atau yang merangsang produksi hormon laki-laki pada perempuan hamil dapat menyebabkan berkembangnya alat kelamin perempuan menjadi lebih maskulin.

Bayi yang sedang berkembang juga dapat terkena hormon laki-laki berlebihan jika ibu memiliki penyakit atau kondisi yang menyebabkan ketidakseimbangan hormon.

3. Tumor, meski jarang, tumor dapat menghasilkan hormon laki-laki.

Sedangkan penyebab alat kelamin ganda pada bayi laki-laki adalah:

1. Gangguan perkembangan testis karena kelainan genetik atau penyebab yang tidak diketahui.

2. Sindrom insensitivitas androgen, mengembangkan jaringan genital tidak merespon secara normal hormon laki-laki yang dibuat oleh testis.

3. Kelainan dengan testis atau testosteron.

Berbagai kelainan dapat mengganggu aktivitas testis.

Ini mungkin termasuk masalah struktural dengan testis, masalah dengan produksi hormon testosteron laki-laki atau masalah dengan reseptor seluler yang merespon testosteron.

4. 5a-reduktase defisiensi atau cacat enzim yang dapat merusak produksi hormon pria normal.

Baca Juga : Memilih Botol Susu Yang Aman Untuk Bayi, Begini Panduannya Moms!