[GloryStory] Hati–hati Berucap Pada Anak! #LovingNotLabelling

By Glory Oyong, Selasa, 25 September 2018 | 13:55 WIB
Ucapan pada anak bisa menjadi label bagi dirinya (diperagakan oleh model) (NakitaID)

Nakita.id - Layaknya spons, anak dengan sangat cepat akan menyerap perilaku ataupun perbuatan yang dilihatnya.

Jadi sebagai orangtua tentu kita harus lebih berhikmat dan cermat dalam berkata–kata.

Meskipun mudah dikatakan, nyatanya dalam praktik sehari–hari kita mungkin sering tanpa sadar memberikan pengaruh yang buruk kepada anak melalui “perkataan”.

Misalnya ketika hilang kesabaran kita membentak anak dengan sebutan “kamu bodoh” “pemalas” “pembohong” “pembangkang” dan lain sebagainya.

Baca Juga : #LovingNotLabelling: Nia Ramadhani Ungkap Pola Asuh Pada 3 Anaknya

Mungkin saat itu perkataan yang terucap hanyalah sebatasan luapan emosi, tapi sadarkah moms bahwa “labelling” yang kita berikan kepada anak tersebut dapat membentuk karakter dan memengaruhi tingkat kepercayaan dirinya?

Misalnya, anak yang selalu dikatakan bodoh, akan men”cap” dirinya bodoh atau tidak mampu, sehingga iapun memupuskan segala semangat untuk maju atau belajar dan cenderung menyerah dengan mengatakan “Ah aku memang bodoh dari sananya”.

Dengan “label” yang diberikan kepadanya anak juga akan merasa “dibenarkan” dengan tindakannya.

Misalnya saat mengatakan “Dasar anak malas!” maka anak akan menjawab “Ia memang aku pemalas, di mata mama hanya kakak yang rajin”

Hati–hati moms karena labelling sama berbahayanya dengan bullying.

Bahkan bisa lebih parah, karena kalau biasanya bullying terjadi di lingkungan luar anak, labelling justru banyak yang terjadi di lingkungan keluarga dan parahnya lagi dilakukan paling banyak oleh para orangtua itu sendiri!

Karenanya kita harus lebih bijak dan berhati–hati dalam berucap kepada anak.