Cukup! Haringga Sirla dan Lebih Dari 60 Suporter Bola Telah Tewas, Rivalitas Sudah Jadi Krisis Kemanusiaan

By Cynthia Paramitha Trisnanda, Selasa, 25 September 2018 | 17:44 WIB
Suporter Timnas Indonesia (BolaSport.com)

Sekelompok orang berkaos hitam terlihat datang menyerang dengan menggunakan berbagai senjata tajam.

Teman-teman Andika berhasil menghindar, namun tidak dengan dirinya.

5. Erik Setiawan

Pengeroyokan terhadap Erik Setiawan (17) asal Gresik, terjadi saat ia tengah menyaksikan pertandingan antara Persegres versus Arema di Stadion Tridarma, Gresik.

Ia dikeroyok hingga tewas pada 26 Maret 2013. Kericuhan ini bermula saat rombongan Aremania melintas di Ruas Tol Surabaya-Gresik dilempari batu oleh massa yang diduga salah satu kelompok suporter sepak bola.

Kericuhan itu melumpuhkan jalan tol dan memunculkan sejumlah kerugian akibat kerusakan yang dihasilkan.

Pasca kejadian tersebut, ijin tanding kesebelasan Persebaya di Surabaya dicabut sampai waktu yang belum ditentukan. 

6. Khoirul Anam, Udin Zainal, dan Ahmad Fadila

Khoirul Anam, Udin Zainal, dan Ahmad Fadila menjadi korban tewas atas keributan yang terjadi antara pendukung tim kesebelasan Persebaya dan Arema.

Insiden itu terjadi pada 5 Juni 2014 di Jalan Tol Simo, Surabaya.

Bentrok ini sempat mendapat penanganan dari pasukan kepolisian Mapolrestabes Surabaya, akan tetapi hal itu tidak banyak mengubah keadaan.

Dari 1994-2018, berikut rangkuman jumlah korban meninggal dunia akibat sepak bola.

- 1994 hingga 2005 sebanyak 13 suporter meninggal dunia ketika akan atau usai mendukung tim kesayangannya.

Mereka tercatat dari berbagai suporter tim, di antaranya suporter Persebaya, PSIS, PERSIS Solo, Arema hingga Semen Padang.

- 2006 hingga 2011 tercatat 12 orang meninggal dunia dalam insiden serupa.

Bahkan ada di antaranya meninggal dunia karena nekat naik ke atas gerbong kereta api dan meninggal dunia karena akan mendukung tim kesayangannya.

Baca Juga : Tak Tersorot, Timnas Putri Indonesia U-16 Raih Dua Kemenangan di AFC U-16 Women's Championship

Bahkan ada yang meninggal dunia saat tengah mendukung Timnas Indonesia dalam Sea Games 2011.

- 2012 hingga 2017, merupakan tahun terbesar di mana Indonesia kembali mengalami duka.

Sebanyak 30 orang meninggal dunia dan sebagian hanya ada satu korban yang meninggal akibat kecelakaan. Sisanya? Mereka meninggal di tangan rival!

Mereka bukan hanya berasal dari The Jakmania atau Viking. Mereka berasal dari masing-masing suporter sepak bola.

Mereka bukan membawa nama Indonesia, mereka membawa nama tim sepak bola masing-masing.

Siapa yang harus disalahkan? Seperti yang terjadi pada Haringga, pihak Persija Jakarta sendiri secara langsung telah mengimbau untuk tidak datang!

Haringga pun tak bisa disalahkan. Naluri dan suportivitasnya sebagai suporter yang ikut datang untuk mendukung tim kesayangannya bukan alasan ia meninggal dunia.

Rivalitas Jadi Ajang Balas Dendam

Adanya kekecewaan dan juga dendam masa lalulah yang menjadi dasar mereka saling membenci.

Dendam masa lalu yang tak bisa luntur seolah tertanam dalam diri mereka. Akarnya sudah meluas, korban pun tak akan ia pikirkan.

Bukan nyawa yang mereka sayangkan, bukan lagi akal sehat yang mereka pakai.

Baca Juga : Jadi Top Scorer, Intip Upin-Ipinnya Timnas U-16, Si Kembar Bagas-Bagus

Tapi saya, selaku masyarakat Indonesia yakin, permasalahan rivalitas ini akan segera berakhir. Apa pun caranya, pemerintah sudah turut turun tangan dan meminimalisasi insiden ini.

Tidak ada yang tidak mungkin dalam menyatukan pendapat dan juga perbedaan. Bukankah Indonesia, Bhineka Tunggal Ika?