Tabloid-Nakita.com - Kasus kematian akibat penyakit demam berdarah dengue masih sangat tinggi. Ini karena penyakit ini tak kenal musim dalam menjangkiti korbannya. Tabloid nakita pernah melakukan survey ke rumah sakti di Jabodetabek pada 2013. Hasilnya cukup mencengangkan, di musim hujan ada sekitar 1000-2000 pasien DBD per bulannya. Nah di musim kemarau ternyata angka itu tidak menurun. Ribuan penderita harus dirawat di rumah sakit. Sampai saat ini, belum ada obat yang dapat menyembuhkan penyakit DBD. Sejauh ini perawatan pasien DBD adalah untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang akibat keluarnya plasma darah ketika pasien sudah shock.
Celakanya, pencegahan yang dilakukan pun tak banyak membantu. Baik dengan menjaga kebersihan lingkungan, fogging, dan lainnya, tetap tidak membuat nyamuk menurun populasinya. Kabar baiknya, kini ada vaksin yang dapat mencegah penyakit DBD. Dibuat di Indonesia, ini dia vaksin DBD pertama di dunia.
Baca juga : Inilah Gejala Baru DBD, Tak Ada Lagi Bintik Merah di Kulit
Kendati demikian, dalam waktu dekat penyakit ini bisa dicegah melalui vaksinasi. Perusahaan farmasi yang mengembangkan vaksin ini adalah PT.Sanofi Pastuer. Joko Murdianto, GM Vaccine Sanofi Group Indonesia, mengungkapkan, vaksin DBD direncanakan akan mulai dipasarkan di Indonesia pada akhir 2016. Saat ini, vaksin telah melewati uji klinis yang ketiga dan hasilnya cukup baik. "Efikasinya mencapai 56 persen, sesuai dengan yang ditargetkan," ujarnya dalam konferensi pers bertema "Unity and Harmony, Menuju Jakarta Bebas DBD 2020" di Jakarta, Minggu (15/6/2014).
Baca juga: Waspada Kesalahan Diagnosis Demam Berdarah Joko menjelaskan, perjalanan pembuatan vaksin DBD sudah mencapai 20 tahun. Pembuatan vaksin tidak mudah pasalnya virus DBD terdiri dari empat tipe yaitu tipe den-1, 2, 3, dan 4. Menurut Joko, vaksin yang efektif untuk empat tipe virus sekaligus akan memudahkan kepatuhan seseorang untuk melakukan vaksinasi. "Bayangkan kalau vaksin hanya efektif untuk satu tipe saja, berarti harus empat kali suntik, mengedukasinya yang sulit," kata dia. Vaksin ini telah terbukti aman setelah diujicoba pada sekitar 40.000 anak, 10.000 di antaranya berasal dari Asia, termasuk Indonesia. Vaksinasi DBD telah dilakukan pada 1.600 anak di Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Sanofi Pasteur juga telah mendaftarkan vaksin untuk izin edarnya. Namun kemungkinan untuk mendapat izin, vaksin perlu diuji klinis tahap keempat untuk pemantauan dampak jangka panjangnya. "Sejauh ini tidak ada efek samping yang berarti pada peserta dalam uji klinis," kata dia.
Baca juga: Beda Demam Dengue dan Demam Berdarah Dengue Dalam kesempatan yang sama, Profesor Sri Rezeki S Hadinegoro, Ketua Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia, mengatakan, vaksin DBD merupakan salah satu cara yang mendukung bebas DBD 2020. DBD perlu menjadi penyakit yang dapat dicegah dengan vaksinasi. "Dan tentu saja, vaksin yang telah beredar telah melewati serangkaian uji yang panjang. Sehingga keamananan sudah pasti teruji," ujarnya. Inilah vaksin pertama demam berdarah dengeu (DBD) yang dibuat di Indonesia.