Pendidikan Finansial Perlu Diajarkan Sejak Dini, Ini Kata Ahli Edukasi

By Fadhila Afifah, Kamis, 27 September 2018 | 17:23 WIB
Pendidikan finansial perlu diajarkan sejak dini (iStockphoto)

Nakita.id - Moms, sudahkah mengajarkan Si Kecil tentang pendidikan finansial alias pendidikan keuangan

Saat ini, rupanya belum banyak orangtua yang mengajarkan tentang keuangan pada anak-anaknya. 

Menurut sebuah riset pada 2015 yang dilakukan oleh Abyaza Fidzuno, seorang perencana keuangan dari Janus Financial, hampir 92 orangtua tidak tahu bagaimana mengenalkan dan mengajarkan pengelolaan keuangan kepada anak.

Baca Juga : Unik! Restoran Ini Sediakan Makanan Sehat Ala Warteg, Ini Dia Menunya

Dikutip dari Intisari (16/4/2016), Aakar menemukan bahwa sejumlah orangtua tidak berhasil mengajarkan keuangan kepada anaknya karena uang dianggap lebih tabu dari seks.

Ada kecenderungan para orangtua membicarakan uang hanya dari sisi positifnya saja.

“Orang-orang cenderung bicara yang baik-baik saja soal uang,” jelas Aakar.

Padahal, anak juga harus mengetahui dampak dari pengelolaan keuangan yang buruk seperti hidup boros dan tidak memiliki tabungan.

Baca Juga : Kerap Diabaikan, Waspada 5 Hal Ini Pengaruhi Kesehatan Ovarium

Parahnya lagi, jika persoalan finansial muncul, banyak orangtua yang berprinsip bahwa yang penting anak tahu beres.

Sementara, orangtua sendiri tidak disiplin dalam mengikuti perencanaan keuangan.

Akibatnya, mereka secara tidak langsung telah mengajarkan kesalahan tersebut kepada anaknya.

Perlu dipahami, mengenalkan finansial kepada anak bukanlah tentang uang.

Baca Juga : Kehilangan Calon Sang Buah Hati, Gilang Dirga Ungkap Penyebabnya

Akan tetapi juga soal bagaimana anak mengambil keputusan keuangan.

Menurut Ahli Edukasi, Ina Liem dalam acara "Perencanaan Keuangan Keluarga Indonesia Untuk Pendidikan Terbaik Bangsa_HSBC Indonesia", Selasa (25/9) di Jakarta Timur, anak perlu dididik membagi prioritas dalam keuangan. 

"Sebetulnya anak sudah dididik, dibagi tiga, sepertiga memang harus di spent karena pasti ada kebetuhan, yang sepertiga ditabung, yang sepertiga anak memang harus mengerti investasi, harus ada allowance (tunjangan)," ungkapnya. 

Baca Juga : Ternyata Kebiasaan Membersihkan 5 Bagian Tubuh Ini Salah dan Malah Berakibat Fatal

Bila orangtua sudah peduli untuk mendidik anak tentang keuangan, anak akan punya pandangan yang sama dengan orangtua. 

Ina melanjutkan, "Menurut saya kalau orangtua sudah aware harus ia sudah mendidik anaknya financial education."

Sedangkan bila orangtua tak mengajarkan pentingnya mengatur keuangan, dampaknya anak akan punya nilai atau values yang berbeda dengan orangtua, ketika dewasa.

Contohnya saja bisa si anak sudah perlu mengatur keuangannya sendiri saat kuliah.

"Dampaknya apa, orangtua dan anak jadi values nya berbeda. Selama valuesnya berbeda antara orangtua dan anak, saat anak memilih jurusan akan berbeda.

Misalnya orangtua akan mikir supaya anaknya nanti mandiri, sementara anak mikir valuenya banyak melenceng, 'ah duit orangtua saya banyak, ngga akan habis'," ungkap Ina.

Baca Juga : Manfaat Ginkgo Biloba Untuk Kesehatan, Terutama Untuk Kanker dan Asma!

Selain itu Ina mengatakan, dampak tidak diajarkan pendidikan finansial sejak dini ialah anak tidak punya ambisi dan determination atau tujuan.

So, Moms, ada baiknya untuk mengajarkan Si Kecil pendidikan finansial sedini mungkin.

Moms bisa mengajarkan dengan cara yang sederhana sesuai dengan usia Si Kecil.

Berikut caranya:

Usia pra-sekolah

Bila usia Si Kecil berusia pra-sekolah, Moms bisa mengajarkan nilai 'cukup', artinya Si Kecil diberitahu untuk tidak makan sebanyak-banyaknya, atau mainan yang bisa digunakan bergantian dengan temannya.

Baca Juga : Unik! Restoran Ini Sediakan Makanan Sehat Ala Warteg, Ini Dia Menunya

Usia 3-5 tahun

Bila Si Kecil sudah berusia balita, konsep uang hitungan sederhana dapat diajarkan. Misal, Si Kecil diberitahu bahwa ayah dan ibu bekerja untuk mendapatkan uang, uang dapat dipakai untuk membeli sesuatu.

SD 5-12 tahun.

Si Kecil mulai kenal penggunaan uang.

Biasanya belajar dari manajemen uang saku.

Bisa seminggu sekali saja.

Atau belajar dengan cara ikut berpikir saat ke supermarket.

Baca Juga : Perempuan Usia 15 Tahun Sudah Berhubungan Seks, Ini Langkah BkkbN Tekan Angka Nikah Muda

SMP 12-15 tahun

Anak telah memiliki lifestyle sendiri. Ketika bepergian bersama teman atau tanpa orangtua, anak remaja ini sudah bisa belajar membuat budget sederhana.

SMA 15-18 tahun

Beri otoritas dan kemampuan bertanggung jawab lebih. Selain serah terima uang saku bulanan, remaja ini bisa mulai dilibatkan dengan tanggung jawab di rumah. Seperti mengurus pulsa listrik.

18-25 tahun.

Belajar memiliki penghasilan sendiri dan membayarkan pengeluarannya sendiri.