TBC Lebih Mematikan Dibanding Malaria dan HIV, Kata Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek

By Soesanti Harini Hartono, Kamis, 27 September 2018 | 17:56 WIB
Dampak TBC sangat besar dan tersebar luas. Diperkirakan mortalitas akibat TBC telah menyebabkan kerugian $ 616 miliar dalam periode 2000-2015. (Thinkstock)

Eliminasi TBC tidak mungkin tercapai tanpa mobilisasi sumber daya yang masif, efektif dan efisien. Hanya tinggal 12 tahun sebelum 2030, tetapi situasi TBC di banyak negara tidak memiliki kemajuan yang signifikan.

“Sudah saatnya kita merangkul lebih banyak pihak, karena permasalahan TBC menyentuh jauh lebih luas dari kesehatan,” katanya.

FSTPI, tambah Arifin, telah berinisiatif memetakan seluruh pemangku kepentingan relevan dan mengidentifikasi potensi peran masing-masing secara komprehensif.

Ia menambahkan bahwa kemitraan lintas sektor dapat dilakukan melalui berbagi ilmu dan teknologi, cara manajemen yang efisien, pengembangan inovasi, serta mekanisme pendanaan yang stabil.

Baca Juga : Wah, Dalam Sehari Ternyata Manusia Bisa Kentut 20 Kali! Ini Faktanya

Melalui acara ini, diharapkan pihak nasional maupun internasional akan meningkatkan kolaborasi lintas sektor dan multi aktor untuk mendorong inovasi dan mengakselerasi upaya eliminasi TBC.

Komitmen global perlu diterjemahkan juga oleh masing-masing pihak terkait ke dalam aksi-aksi nyata di setiap level pemerintahan, mengedepankan prinsip kemitraan sejajar yang disepakati dalam dialog sebagai kunci untuk mengakhiri TBC.

Pada diskusi dalam kegiatan ini, Menkes mengharapakan Dirjen P2P dapat menindaklanjuti FSTPI untuk lebih banyak lagi melibatkan pihak swasta, utamanya yang bergerak dibidang non kesehatan, untuk mendukung pembiayaan operasional

Pengendalian TBC yang tidak bisa masuk dalam pembiayaan pemerintah sektor kesehatan, antara lain bantuan biaya hidup bagi penderita MDR, perbaikan kualitas permukiman penderita TBC serta bantuan biaya transportasi untuk pengambilan obat dan sputum. (*)