Gempa Palu 7,4 SR, Ibu Hamil 9 Bulan Berhasil Selamat Sampai ke Makassar Setelah Terpental 2 Kali

By Shevinna Putti Anggraeni, Minggu, 30 September 2018 | 14:54 WIB
Kisah ibu hamil 9 bulan selamat dari gempa Sulteng 7,4 SR setelah terpental 2 kali (kompas.com)

Nakita.id - Terdengar teriakan ketakutan dan kepanikan warga Sulawesi Tengah ketika gempa dan tsunami melanda Donggala, Palu dan Mamuju kemarin Jumat (28/9).

Berbagai cerita sejumlah orang berusaha menyelamatkan diri saat terjebak gempa tsunami Palu begitu menyayat hati.

Seperti kisah seorang ibu hamil, Ratih Dwi Astuti yang berhasil selamat dari bencana gempa tsunami Palu.

Baca Juga : Bocah 6 Tahun Selamat Setelah Nyaris Terseret Tsunami Palu, Begini Kisahnya Usai Dilaporkan Hilang!

Ratih Dwi Astuti, yang berusia 35 tahun yang sedang hamil 9 bulan.

Ia bersama suami dan kedua anaknya berhasil selamat dari gempa bumi berkekuatan 7,4 SR disertai gelombang tsunami yang melanda Kota Palu, Jumat (28/9/2018) petang.

Saat ini, Ratih masih mendapat perawatan di RS Sayang Rakyat, Kota Makassar, setelah dievakuasi dengan menggunakan pesawat Hercules milik TNI AU, Sabtu (29/9/2018).

Usai dievakuasi menuju Makassar menggunakan pesawat Hercules, Ratih langsung menjalani rawat inap karena kondisi kesehatannya menurun.

Sementara suami dan kedua anaknya yang masih kecil dalam kondisi sehat.

Saat ditemui di RS Sayang Rakyat, Minggu (30/9/2018), Ratih menceritakan musibah gempa dan tsunami yang melanda Kota Palu.

Baca Juga : Video Satu Keluarga Terjebak Tsunami Palu, Seorang Warga Tak Bisa Selamatkan Istri dan Anak Kala Gempa!

Ratih yang masih mengandung usia 9 bulan itu mengaku sempat terpental dua kali ketika kejadian gempa Sulawesi Tengah.

"Mulai gempa itu sekitar jam 5 sore lewat. Awalnya kecil dan terjadi beberapa kali.

Saat gempa besar terjadi saat jelang shalat magrib, saya sempat terpental 2 kali.

Namun berhasil dipegangi oleh suaminya," kata Ratih, perempuan asal Kediri, Jawa Timur, ini.

Ketika gempa berkekuatan 7,4 SR terjadi, Ratih bersama suami dan kedua anaknya berada di lantai dua rumahnya.

Setelah getaran gempa mereda, mereka langsung keluar dari rumah berusaha menyelamatkan diri ke tempat yang lebih aman.

Tanpa pikir panjang lagi, mereka langsung meninggalkan rumah dan tempat usahanya menuju Bandara Mutiara Sis Al-Jufrie, Palu, Sulawesi Tengah.

Baca Juga : Pasca Gempa Tsunami Palu, Ada Semburan Lumpur Seperti Lapindo di Mamuju Tengah!

"Kami langsung kabur ke bandara, tapi di sana juga mengalami rusak parah. Tapi kami tetap berdiam di bandara untuk menunggu pesawat yang bisa membawa pergi dari Kota Palu.

Di bandara ada ribuan orang yang datang untuk pergi tinggalkan Kota Palu. Makanya kami tidak terkena tsunami, karena langsung tinggalkan dan mencari tempat yang lebih aman," tuturnya.

Setelah berdiam selama satu malam, tepatnya Jumat (28/9/2018) siang, pesawat Hercules mendarat membawa bantuan.

Pendaratan pesawat pertama pasca-gempa di bandara Palu berhasil, petugas kemudian mendata orang yang hendak berangkat ke Kota Makassar.

"Di situlah saya beserta keluarga dievakuasi menggunakan pesawat Hercules hingga sekarang berada di Kota Makassar.

Kami berempat sudah diperiksa dokter, semua sehat termasuk kandunganku yang berusia 9 bulan ini.

Rencananya, kami secepatnya akan ke Tuban, Jawa Timur. Di sana kampung halaman suamiku dan banyak keluarga di sana," tandasnya.

(Artikel ini pernah tayang di Kompas.com dengan judul Kisah Ibu Hamil Terpental 2 Kali saat Gempa di Palu hingga Selamat ke Makassar)