Ibu Hamil Selamat Dari Gempa Palu Setelah Terpental 2 Kali, Guncangan Gempa Tingkatkan Risiko Bayi Prematur!

By Shevinna Putti Anggraeni, Minggu, 30 September 2018 | 16:13 WIB
Ibu Hamil Berhasil Selamat Dari Gempa Setelah Terpental 2 Klai, Dampaknya Bisa Lahirkan Bayi Prematur ()

Nakita.id - Banyak cerita pilu dari sejumlah korban selamat gempa diikuti tsunami di Palu pada Jumat (28/9) petang.

Salah satunya Ratih Dwi Astusti (35),   ibu hamil 9 bulan yang selamat dari gempa 7,4 SR yang terjadi di Sulawesi Tengah.

Melansir dari Kompas.com, Ratih yang sedang hamil 9 bulan bersama suami dan kedua anaknya berhasil menyelamatkan diri ke Makassar dari gempa tsunami Palu.

Ratih dan keluarganya sempat dievakuasi menggunakan pesawat Hercules milik TNI AU, kemarin Sabtu (29/9).

Baca Juga : Makan Stroberi Selama Hamil Bisa Kurangi Risiko Kelahiran Prematur, Begini Penjelasannya

Setelah dievakuasi menuju Makassar, Ratin langsung mendapat pertolongan medis dan menjalani rawat inap lantaran kondisi kesehatannya menurun.

Di sisi lain, suami dan kedua anaknya yang masih balita dalam kondisi sehat.

Ratih yang tengah menjalani perawatan di RS Sayang Rakyat sempat menceritakan tragedi gempa tsunami yang melanda kota Palu.

Ia mengaku sempat terpental dua kali saat hendak menyelamatkan diri dari gempa 7,4 SR.

Baca Juga : Gempa Palu 7,4 SR, Ibu Hamil 9 Bulan Berhasil Selamat Sampai ke Makassar Setelah Terpental 2 Kali

 

 

"Mulai gempa itu sekitar jam 5 sore lewat, awalnya kecil dan terjadi beberapa kali. Saat gempa besar terjadi saat jelang salat magrib, saya sempat terpental 2 kali. Namun berhasil dipegangi oleh suaminya," kata Ratih.

Ratih mengatakan saat kejadian gempa ia dan keluarganya sedang berada di lantai 2 rumahnya.

Ketika guncangan gempa sudah mulai mereda, ia dibantu suami dan kedua anaknya pun langsung melarikan diri keluar rumah mencari tempat lebih aman.

Singkat cerita, sesampainya mereka di Makassar langsung menjalani pemeriksaan medis.

Baca Juga : Pasca Gempa Tsunami Palu, Ada Semburan Lumpur Seperti Lapindo di Mamuju Tengah!

 

Walau kondisi Ratih dikatakan menurun, tetapi kandungannya yang berusia 9 bulan dinyatakan sehat dan aman.

Meski begitu kondisi Ratih yang sedang hamil tua lalu terpental 2 kali karena guncangan gempa yang begitu dahsyat sangat mengkhawatirkan.

Siapa pun perempuan hamil atau orang yang melihat ibu hamil terguncang gempa pasti akan panik dan khawatir pada kondisi janinnya.

Baca Juga : Video Satu Keluarga Terjebak Tsunami Palu, Seorang Warga Tak Bisa Selamatkan Istri dan Anak Kala Gempa!

Melansir dari wired.com, perempuan hamil yang mengalami guncangan gempa dahsyat berisiko melahirkan bayi prematur.

Terutama bagi perempuan yang sedang hamil trimester pertama, lebih berisiko melahirkan bayi prematur dan lebih kecil dari bayi umumnya.

Penelitian tersebut bermula dari tragedi gempa bumi di Chili 2005 kaitannya dengan kondisi ibu hamil serta janin.

Penemuan mereka menunjukkan bahwa ibu hamil yang mengalami guncangan gempa besar pada kehamilan6 bulan hingga sebelum melahirkan akan memberikan dampak negatif pada kehamilannya.

Florencia Torche, sosiolog NYU mengatakan pengaruh guncangan gempa pada kelahiran prematur menunjukkan angka yang signifikan.

Ia mengatakan hal tersebut setelah melakukan penelitian tentang dampak gempa bumi pada ibu dan bayi yang belum lahir atau janin dalam kandungan.

Baca Juga : Pernah Idap Kanker Ovarium Shahnaz Haque Hindari Daging Merah, Gejala Awal Penyakit Ini Kembung!

Studi baru Torche mengungkap guncangan gempa bumi membuat ibu hamil stres secara psikis.

Stres psikis itulah yang menyebabkan kelahiran prematur dan berat badan bayi lahir kecil dari rata-rata.

Sementara para peneliti yang dari University of California 2001 lalu mengatakan hal tersebut tidak serta merta memengaruhi kehamilan dan ukuran badan bayi lahir.

Mereka berpendapat guncangan gempa menyebabkan pelepasan hormon kortikotropin.

Baca Juga : Berkat Dedikasinya Sampai Akhir Hayat, Petugas ATC Bandara Palu Antonius Gunawan Agung Langsung Naik Pangkat Dua Tingkat!

Lalu respons stres tersebut seolah memberikan sinyal pada tubuh ibu hamil agar segera melahirkan bayi lebih cepat.

Selanjutnya berat badan bayi lahir yang kecil berkaitan dengan banyak kejadian buruk dan negatif yang terjadi sepanjang kehamilan. (*)