Kisah Deby Fatimah, Korban Gempa Palu Meninggal Sehabis Berwudhu & di Hari Ulang Tahunnya!

By Rosiana Chozanah, Senin, 1 Oktober 2018 | 17:57 WIB
Deby Fatimah Mondo, korban meninggal yang terkena reruntuhan setelah mengambil wudhu (Facebook/Instagram)

Nakita.id - Berdasarkan data yang dirilis oleh BNPB, sampai hari ini, Minggu (1/10/2018), korban terdampak gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah sudah mencapai 844 orang meninggal dunia.

Jumlah tersebut dengan rincian 821 orang berasal dari Palu, 11 warga dari Donggala dan 12 orang dari Parigi.

Kemudian sebanyak 744 korban meninggal dari Palu sudah teridentifikasi.

Baca Juga : Ingin Selesaikan Azan, Agil Abil Meninggal Saat Gempa Tsunami Palu

Salah satu korban meninggal adalah Deby Fatimah Mondo, seorang gadis asal Palu.

Gadis berusia 19 tahun ini ditemukan di reruntuhan bangunan pesantren bersama ke-8 teman lainnya yang tidak sempat menyelamatkan diri.

Melansir Bangka Pos, Deby meninggal pada hari ulang tahunnya dan dalam kondisi setelah mengambil wudhu hendak melaksanakan sholat Maghrib.

Selesai berwudhu, gempa mengguncang Palu dan Deby beserta teman-temannya masih di dalam masjid.

Saat itu temannya yang lain sudah menarik Deby untuk keluar dari gedung, namun Deby masih mencari cadarnya.

Saat berwudhu, Deby memang melepas cadarnya.

Ia tidak ingin keluar dari pondok tanpa mengenakan cadarnya tersebut.

Hal ini pun diungkapkan oleh kakak sepupu Deby, Desy Mardianti Muchtar dalam unggahan snapgramnya, Sabtu (29/9/2018).

"Deby salihah yang sedang menghafalkan Qur'an di pondok, ketika dihantam reruntuhan gempa, sedang berwudhu untuk sholat Magrib. Terkubur reruntuhan gedung pondok bersama 8 temannya. Hari ini mayatnya telah diangkat," tulis Desy.

Baca Juga : Anak-anak Korban Gempa dan Tsunami Palu Kembali Bertemu Orangtua Berkat Kekuatan Media Sosial: Saatnya Media Sosial Bergerak!

Mengetahui keadaan sebelum sang sepupu meninggal, membuat Desy memanjatkan doa untuknya.

"Jannah menantimu shalihah. Kami cantik dengan cadarmu sepupuku. Semoga kamu menjadi bidadari syurga seperti yang kau cita-citakan. Aamin Ya Rabbana," sambungnya.

Dari mendiang sepupunya itu, Desy mendapat sebuah pelajaran berharga.

"Dari akhwat berumur 19 tahun itu, saya benar-benar mendapat pelajaran. Bahwa wanita harus tetap menutup auratnya," tulisnya.

Kemudian ia menceritaka kronologis kematian Deby Fatimah.

"Pengakuan dari teman-temannya yang selamat, seharusnya ia masih bisa melarikan diri. Namun meski sudah ditarik temannya untuk lari keluar, dia masih mencari cadarnya. Sebab ketika wudhu dia melepaskan jilbabnya. Lantas akhirnya ia tidka sempat menyelamatkan diri," tutupnya dalam keterangan di snapgram.

Unggahan sepupu Deby Fatimah Mondo

Dari keluarganya yang dihubungi oleh tim Tribun Jatim, Deby merupakan lulusan SMKN 1 Palu.

Mendiang Deby merupakan anak keempat dari 6 bersaudara.

Diketahui gadis cantik itu sedang mengikuti program hapalan Al-quran di sebuah pondok pesantren di Palu sejak beberapa bulan yang lalu.

Kabar meninggalnya seorang hafizah ini membuat banyak orang yang mengucapkan belasungkawanya melalui laman Facebook gadis cantik ini.

Baca Juga : Dari Jawa Barat Hingga Jawa Timur, Ini Informasi Gempa yang Terjadi Setelah Palu!