Berita Kesehatan Terbaru: Istri Indra Bekti Pernah Keguguran Karena TBC, Ini Fakta TBC Saat Hamil

By Nia Lara Sari, Selasa, 9 Oktober 2018 | 13:50 WIB
Aldila Jelita istri Indra Bekti sempat mengidap penyakit TBC (Instagram/dhila_bekti)

Nakita.id - Tuberculosis (TBC) adalah infeksi bakteri menular yang terjadi di paru-paru.

Penyakit tuberculosis (TBC) merupakan penyakit yang berbahaya bagi ibu hamil.

Jika ibu hamil tidak mendapatkan perawatan yang tepat untuk TBC, itu bisa berbahaya bagi ibu hamil tersebut dan bayinya.

Baca Juga : Istri Indra Bekti Sempat Koma 3 Hari Karena TBC, Ini Ciri Mereka Yang Rentan Tertular!

Berbicara mengenai TBC, istri dari presenter ternama Indra Bekti, Aldilla Jelita juga pernah mengidap penyakit ini.

Aldilla mengaku penyakit tersebut pertama kali diderita semasa kuliah di Malaysia.

"Enggak tahu kenapa pas kuliah di Malaysia, sempat itu koma tiga hari, alhamdulillah masih dikasih jatah hidup sama Allah," ucap Aldilla didampingi Indra saat ditemui di Mal Kota Kasablanka, Tebet, Jakarta Selatan, Selasa (2/10/2018) dilansir dari Kompas.com.

Karena sakit yang dideritanya, Aldilla tak boleh kelelahan. Ia juga harus selalu meminum obat yang diberikan dokter.

Aldilla juga mengaku ingin melakukan program hamil dengan sang suami, namun harus melakukan pengecekan dulu apakah TBC-nya sudah benar-benar sembuh atau belum.

Pasalnya, pada 2017 lalu bayi yang dikandungnya meninggal saat usia kandungan 5 bulan, salah satunya penyebabnya yaitu penyakit TBC yang diidapnya.

Baca Juga : Istri Indra Bekti Idap Penyakit TBC, Kenali Gejala dan Pencegahannya

"Kemarin aku enggak ngecek, lalai, pas hamil anak kemarin ternyata aku ada penyakit ini, akhirnya aku kehilangan anak," imbuh Aldilla.

Untuk ibu hamil yang mengidap penyakit TBC atau bagi penderita TBC yang ingin melakukan program kehamilan seperti Aldilla, ada beberapa hal yang perlu dikatahui tentang TBC pada ibu hamil.

Jenis TBC

Seseorang dapat memiliki TBC dan tidak mengetahuinya. Itu disebut TBC laten.

Tetapi jika seseorang memiliki TBC aktif, maka orang tersebut akan memiliki gejala seperti batuk selama berminggu-minggu, penurunan berat badan, dahak berdarah, dan keringat malam.

Sayangnya, baik TBC aktif dan laten dapat menyebabkan gangguan pada pada janin.

Bayi yang lahir dari ibu yang mengidap TBC kemungkinan dapat mengalami gangguan berikut:

Baca Juga : Maia Dikabarkan Telah Menikah, Reaksi Ahmad Dhani Diluar Dugaan!

- Lahir dengan berat badan rendah

- Janin berisiko lahir prematur

- Terlahir dengan TBC (Jarang terjadi)

- Bayi baru lahir dapat tertular TBC jika ibu tidak menjalani pengobatan selama kehamilan.

Perawatan selama kehamilan

Penderita TBC mungkin khawatir bahwa minum obat untuk tuberkulosis dapat membahayakan janin.

Padahal akan jauh lebih buruk jika membiarkan TBC tidak dirawat.

Obat-obatan TBC memang dapat menjangkau janin, tapi obat TBC (obat lini pertama) belum terbukti menyebabkan bahaya untuk bayi yang belum lahir.

Baca Juga : Awas! Kebutaan Mendadak dan Permanen Bisa Disebabkan Karena Alkohol

Beberapa obat TBC lini kedua) dapat menyebabkan cacat lahir atau masalah lain pada bayi yang sedang tumbuh.

Tetapi dokter tidak akan meresepkan obat-obatan tersebut jika seseorang sedang hamil atau berencana untuk hamil.

Obat yang dikonsumai penderita tergantung pada jenis TB yang dimiliki

TBC laten

Jika seseorang tidak memiliki gejala tetapi tes menunjukkan bahwa ia memiliki penyakit TBC, dokter mungkin akan menyarankan obat isoniazid.

Penderita mungkin perlu meminumnya setiap hari selama 9 bulan, atau hanya dua kali seminggu selama waktu itu.

Penderita juga harus mengonsumsi suplemen vitamin B6 pada saat yang bersamaan.

Baca Juga : Ini 5 Aturan Makan Saat Hamil Agar Kulit Anak Bersih dan Sehat

TBC aktif

Biasanya, ibu hamil penderita TBC aktif akan mendapatkan 3 obat lini pertama: isoniazid, rifampin, dan etambutol.

Ketiga obat tersebut mungkin harus dikonsumsi setiap hari selama 2 bulan.

Setelah kehamilan, kemungkinan penderita hanya mengonsumsi isoniazid dan rifampisin, baik setiap hari atau 2 kali seminggu.

Jika obat lini pertama tidak berhasil melawan TBC, penderita TBC aktif mungkin memiliki bentuk penyakit yang resistan terhadap obat.

Jika seperti ini, dokter mungkin menyarankan penderita beralih ke obat lini kedua.

Sayangnya, beberapa dari obat ini tidak aman dikonsumsi selama kehamilan. Mereka dapat menyebabkan cacat lahir dan masalah lainnya.

Jika penderita mengonsumsi obat lini kedua, penderita mungkin perlu menghindari atau menunda kehamilan.

Baca Juga : Meisya Siregar Ungkap Cara Hilangkan Tangan Bergelambir, Bisa Ditiru!

Ibu menyusuiSetelah bayi lahir, ibu harus tetap menyusui meskipun masih menggunakan obat lini pertama untuk TBC.

Jika penderita mengonsumsi isoniazid, tetap minum vitamin B6 saat merawat bayi yang baru lahir.

Meskipun beberapa obat akan masuk ke dalam ASI, jumlahnya terlalu sedikit untuk menyebabkan gangguan kesehatan pada bayi. (*)

 

.