Suhu di Jawa Terasa Semakin Panas, Ternyata Hal Ini Penyebabnya!

By Maharani Kusuma Daruwati, Rabu, 10 Oktober 2018 | 16:16 WIB
Ilustrasi cuaca panas (pixabay.com/geralt )

Saat ini, posisi matahari sedang berada di atas Indonesia sehingga radiasi panasnya lebih banyak diterima.

"Matahari saat ini berada di belahan bumi selatan, sekitar wilayah Indoneisa. Jadi penyinaran yang kita dapat langsung," terangnya.

Selain itu, kelembaban udara yang rendah juga menjadi faktor lain yang memengaruhi.

Baca Juga : Ini 5 Aktor Korea Selatan dengan Bayaran Paling Mahal per Episode, Ada Favorit Moms?

"Kala kelembabannya rendah, proses pembentukan dan pertumbuhan awan hujannya lebih kecil. Bukan lambat, tapi kecil. Kalau lebih kecil potensi hujannya jadi relatif lebih kecil. Suhunya jadi panas,” ujar Hary.

Aliran massa udara dingin dan kering dari Australia membuat kelembaban udara rendah, kurang dari 60 persen pada ketinggian 3-5 km dari permukaan.

Angin ini melalui Indonesia bagian selatan khatulistiwa, yang mengakibatkan udara terasa lebih panas.

Meski begitu, Hary mengungkapkan bahwa cuaca dan musim pada tahun 2018 tergolong normal.

"Tidak sebasah dua tahun belakangan," ujarnya sambil menerangkan bahwa 2016 dan 2017 bisa dikatakan sebagai tahun basah, sementara 2015 adalah tahun kering.