Janin Sungsang, Inilah Penyebab dan Cara Mengatasinya, Gampang!

By Nia Lara Sari, Kamis, 11 Oktober 2018 | 13:18 WIB
Penyebab dan penanganan janin yang sungsang (pixabay.com/Pexels )

Nakita.id -Moms mungkin khawatir saat janin dalam kandungan letaknya melintang atau sungsang.

Sebenarnya, sebelum kehamilan mencapai usia 28 minggu, janin sungsang atau lintang sangat lumrah terjadi.

Hal ini terjadu karena janin masih leluasa bergerak, mengingat air ketuban masih relatif banyak.

Baca Juga : 5 Cara Mengubah Posisi Bayi Sungsang Secara Alami

Namun di minggu-minggu selanjutnya, kepala bayi akan turun dengan sendirinya secara signifikan menuju jalan lahir.

Sedangkan di usia kehamilan 37 minggu, yakni usia siap dilahirkan, diperkirakan ada sekitar 3% janin yang masih bertahan pada posisi lintang atau sungsang.

Dahulu, posisi sungsang dapat diperbaiki oleh dokter menjelang atau saat persalinan.

Namun, tindakan tersebut dianggap sangat berisiko terhadap janin.

Untuk mengatasi hal itu, ada alternatif persalinan lain seperti operasi sesar yang semakin aman dilakukan untuk membantu proses persalinan janin yang sungsang.

Sebenarnya, ada beberapa penyebab janin sungasang, yaitu:

1. Feto pelvic disproportion, yakni adanya ketidakcocokan antara rongga panggul ibu dengan ukuran tubuh janin. 

2. Tumor dan mioma di daerah panggul yang menghalangi kepala janin turun ke dalam jalan lahir.

3. Kepala janin besar, entah makrosefali atau hidrosefalus, sehingga tidak memungkinkan masuk ke rongga panggul.

Baca Juga : Bayi Sering Cegukan, Aman atau Tidak? Berikut Penjelasan Ahli Akibat gangguan ini, janin secara otomatis berusaha mencari tempat yang paling luas dan posisi sungsang atau lintanglah yang dirasakannya palingn nyaman.

4. Plasenta previa yang menutup jalan lahir.

5. Bayi besar dengan berat badan di atas 4.000 gram. Lalu, upaya seperti apa yang bisa dilakukan untuk mengatasinya?

Saat janin diketahui dalam posisi sungsang, ibu hamil dianjurkan untuk nungging dengan posisi seperti sedang sujud.

Tepatnya, dada dan kepala ibu hamil menempel rata pada alas atau lantai, sementara kepala boleh menoleh ke kanan atau ke kiri.

Posisi tangan lurus ke depan agar otot-otot perut lebih teregang sempurna, sedangkan lutut bertumpu pada alas.

Baca Juga : Catat Moms! Ini 7 Kesalahan di Pagi Hari yang Bisa Merusak Mood

Dengan melakukan posisi nungging yang benar, akan terjadi kompresi (tekanan) ke dinding atas rahim sehingga janin diharapkan akan memutar dengan sendirinya.

Selanjutnya, kompresi (tekanan) ini akan membuat tubuh bayi yang masih sedemikian elastis mengikuti lekukan rahim bagian atas kemudian mencari posisi baru yang dirasa lebih nyaman, yakni kepala di bawah.

Ibu hamil dianjurkan nungging 2-3 kali sehari, cukup 3-5 menit setiap kali latihan.(*)