Nakita.id - Saat ini, bukan hal baru jika di dalam rumah tangga ditemukan situasi dimana karier istri lebih melesat disbanding suami.
Konsekuensinya, gaji istri tentu saja jauh lebih besar ketimbang suaminya. Hal ini karena kesempatan wanita untuk mengenyam pendidikan setinggi mungkin semakin terbuka lebar.
Ini kemudian berimbas pada posisi yang lebih nyaman dan cukup penting dalam lingkungan kerjanya.
Menurut Widiawati Psi., psikolog dari Psychological Practice dalam nakita edisi 458, penghasilan istri yang lebih besar seharusnya tidak menjadi masalah. "Hal ini bisa menjadi masalah karena selama ini pola pikir dalam masyarakat yang masih menganggap bahwa tempat wanita hanyalah di dalam wilayah domestik.
Baca Juga : 37 Tahun Bersama dan Dipisahkan Maut, Begini Kisah Lika-liku Rumah Tangga Indro Warkop dan Nita
Artinya, istri hanya bertanggung jawab pada urusan anak dan dapur.
Lelaki masih dianggap sebagai pencari nafkah tunggal dan tulang punggung keluarga.
Nah, konflik muncul ketika si istri kemudian bekerja dan 'celakanya' gajinya lebih tinggi dari si suami," jelas wanita yang akrab dipanggil Widia ini panjang lebar.
Padahal, lanjutnya, konflik itu bisa dihilangkan jika para suami mulai mengubah pola pikirnya.
Yakni bahwa tanggung jawab atas kelangsungan rumah tangga dan sumber pemasukan bisa saja tidak berada dalam satu tangan, dalam hal ini suami. "Oleh sebab itu suami jangan langsung merasa tertekan saat mengetahui istrinya membawa lebih banyak uang ke rumah.
Baca Juga : Miliki Rumah Seluas Keluarga Dinasti, Najwa Shihab Sediakan Kamar Untuk Mendiang Putrinya
Sebaliknya, syukuri keadaan ini sebagai sebuah berkah. Sebab, pemasukan yang lebih besar berarti kualitas hidup keluarga pun jadi lebih baik."