Anak Cynthia Lamusu Pakai Kacamata Sejak Usia 18 Bulan Karena Penyakit Langka, Ini Pencegahannya

By Maharani Kusuma Daruwati, Senin, 15 Oktober 2018 | 17:55 WIB
Pencegahan agar anak tak terkena ROP seperti anak Cynthia Lamusu (Instagram/tatjanadanbima)

Nakita.id - Moms mungkin sudah tak asing dengan si kembar, anak Cynthia Lamusu dan Surya Saputra.

Melalui instagramnya @tatjanadanbima, Cynthia kerap mengunggah mengenai keseharian mereka.

Potret tingkah laku mereka yang lucu dan menggemaskan pun kerap dibagikannya dan mencuri perhatian warganet.

Baca Juga : Happy Salma Pertama Kali Bagikan Potret Lengkap Keluarga Barunya

Bak selebriti, kedua anak kembar ini pun sudah memiliki penggemar sendiri yang tak kalah dari kedua orangtuanya.

Tak hanya tingkah polah yang lucu, Cynthia juga kerap berbagi resep menu makan Tatjana dan Bima.

Selain itu, ia juga berbagi tip seputar parenting. Ia juga selalu membagikan kondisi terkini anak kembarnya tersebut.

Seperti kali ini, ia sempat membagikan mengenai kondisi kesehatan dari salah satu anak kembarnya.

Anak lelakinya, Atharva Bimasena Saputra atau yang akrab dipanggil Bima ini terlihat sering menggunakan kacamata di berbagai kesempatan.

Hal ini jelas menimbulkan banyak pertanyaan dari publik.

Baca Juga : Nyekar ke Makam Eyang, Sandra Dewi Malah Cemburu Pada Suami dan Anaknya

Menjawab rasa penasaran publik, Cynthia pun membeberkan alasannya melalui sebuah unggahan di instagram.

Ia pun mejelaskan bahwa putranya tersebut harus menggunakan kacamata karena penyakit langka yang dideritanya.

Bima diketahui menderita retinopathy of prematurity (ROP) atau retinopati prematuritas.

Gangguan mata ini sangat berisiko menyerang anak yang lahir secara prematur, terlebih pada bayi yang memiliki berat badan sangat kecil.

Seperti diketahui sebelumnya, anak kembar Cynthia Lamusu ini lahir secara prematur pada usia kandungan 33 minggu.

Kondisi ini bisa menyebabkan anak menderita ROP yang bisa mengakibatkan pada kebutaan.

Menurut penjelasan Cynthia, Bima telah diketahui mengalami ROP dari hasil screening mata saat dirinya masih di NICU.

Dari hasil screening tersebut ia pun menderita AP ROP (Retinopati posterior agresif prematuritas).

AP ROP adalah bentuk ROP yang parah dan langka yang ditandai dengan perkembangan cepat ke stadium lanjut dengan neovaskularisasi datar di zona 1 atau zona 2. 

Bima, anak kembar Cynthia Lamusu menderita penyakit langka ROP dan harus pakai kacamata sejak kecil

Untungnya, Bima bisa langsung mendapatkan penanganan dari dokter ahli mata sehingga ia bisa terhindar dari kebutaan.

Namun, konsekuensinya putra Cynthia Lamusu ini harus menggunakan kacamata sejak dini.

Ia pun mulai menggunakan kacamata di usia 18 bulan ini.

"Alhamdulillah.... Hasil Dari Tindakan nya Itu berhasil. Ada reaksi Baik dari Mata Bima.

Jadinya Bima terhindar dari Kebutaan. 

Tapi Efek samping nya adalah Dia Harus memakai Kacamata. Mulai pakai kaca mata di usia 18 bln," jelas Cynthia melalui instagram.

Berkaca dari apa yang dialami oleh anak dari Cynthia Lamusu ini, ada baiknya Moms lebih wasapada, terlebih bagi Moms yang sedang hamil.

Karena faktor utama munculnya ROP adalah karena kelahiran prematur, cara terbaik untuk mencegahnya adalah dengan menghindari adanya kelahiran secara prematur, Moms.

Meskipun penyebab pasti kelahiran secara premtur sering tidak diketahui, ada beberapa hal yang bisa membantu Moms untuk melakukan pencegahannya, terutama untuk Moms yang memiliki risiko tinggi melahirkan secara prematur.

Melansir dari Mayo Clinic, untuk mengurangi risiko kelahiran prematur Moms bisa menggunakan suplemen progesteron.

Perempuan yang memiliki riwayat kelahiran prematur, leher rahim pendek atau kedua faktor mungkin dapat mengurangi risiko kelahiran prematur dengan suplementasi progesteron.

Baca Juga : Luna Maya Sambangi Rumah Suzzanna, Begini Penampakannya dan Suasana yang Dirasakannya

Moms juga bisa melakukan cervical cerclage.

Cervical cerclage adalah prosedur bedah yang dilakukan selama kehamilan pada perempuan dengan leher rahim pendek, atau riwayat pemendekan serviks yang mengakibatkan kelahiran prematur.

Selama prosedur ini, serviks dijahit tertutup dengan jahitan kuat yang dapat memberikan dukungan ekstra ke rahim. 

Jahitan dilepas saat tiba saatnya melahirkan. Tanyakan kepada dokter jika Moms perlu menghindari aktivitas yang kuat selama sisa kehamilan.

Moms juga harus rajin melakukan perawatan prenatal dan konseling atau konsultasi pada dokter.

Perawatan prenatal dan konseling dapat membantu mencegah kelahiran prematur.

Selain itu, juga bisa menginformasikan pada Moms mengenai faktor apa saja yang bisa mempengaruhi kesehatan bayi dalam kandungan Moms.

Baca Juga : Cermati Perubahan Warna Kuku Kaki, Bisa Jadi Tanda Penyakit Serius!

Pemeriksaan berkala pun harus dilakukan pada Moms selama kehamilan.

Selalu konsultasi dengan dokter mata dan dokter anak untuk penanganan lebih lanjut.